Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IMPLEMENTASI ARCHITECTURE FOR ALL PADA PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI RUANG TUNGGU DI KANTOR PEMERINTAHAN Hasibuan, Friska; Siwi, Samsu Hendra
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.16 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v2i1.4338

Abstract

Artikel ini berisi tentang implementasi arsitektur untuk semua pada pemanfaatan ruang terbuka sebagairuang tunggu bagi masyarakat yang berkepentingan/ pengurusan perijinan pada Kantor Walikota AdministrasiJakarta Barat. Kantor Walikota merupakan salah satu wujud kantor pemerintahan sebagai penyedia layanan publikyang tidak terlepas dari ketersediaan ruang tunggu pelayanan, baik ruang tunggu di dalam kantor maupun di luarruangan/ ruang terbuka publik. Aktifitas menunggu di ruang terbuka berada diantara beberapa bangunan denganfungsi berbeda, yakni diantara gedung walikota (PTSP), bangunan parkir, bangunan kantin, taman, Bank DKI.Masyarakat berkumpul pada pada bahu taman, di depan minimarket, di pinggiran selasar dan pinggiran tamandengan beragam aktifitas yang menyebabkan dan menimbulkan keramaian tidak pada tempatnya dan secaar visualmengganggu estetika. Dalam ha ini dapat diidentifikasi butuhnya pengolahan ruang terbuka hijau sebagai saranaruang tunggu guna peningkatan pelayanan di kantor Pemerintahan. Penerapan pengolahan ruang luar secaraarsitektural, mengimplementasikan ilmu arsitektur dapat mengakomodir kebutuhan manusia, penataan lingkungan,bangunan dan penambahan elemen sarana prasarana dapat mencerminkan bahwa arsitektur adalah untuk semua,bukan hanya kalangan tertentu dan kawasan tertentu. Metode yang digunakan adalah deskritif kualitatif sehinggamenggambarkan analisa keadaan dan kebutuhan pada area terpilih dan dapat disimpulkan bahwa penataan secaraarsitektural meberi nilai lebih baik untuk kawasan dan peningkatan kepuasan masyarakat.
KEBUTUHAN RUANG SESUAI PRINSIP PENYELENGGARAAN DAYCARE TIPE MONTESSORI Nugrahati, Annisa Dina; Fatimah, Titin; Siwi, Samsu Hendra
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 3 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i3.18333.2022

Abstract

Daycare di Indonesia masih banyak yang belum memadai dari segi fasilitas, infrastruktur bahkan proses pembelajarannya. Padahal tingkat kebutuhan tiap tahunnya terus meningkat dikarenakan semakin meningkatnya jumlah orangtua, khususnya ibu yang bekerja. Daycare sendiri merupakan tempat penitipan bagi bayi, balita, anak-anak pra sekolah dan usia sekolah mulai dari usia 0-36 bulan. Prinsip Daycare sendiri terdiri dari 4 (empat), yaitu Tempa, Asah, Asih dan Asuh. Keempat  aspek tersebut merupakan pertimbangan utama dalam penyelenggaraan tempat penitipan anak, dan tentu saja masing-masing diantaranya memiliki kebutuhan arsitektural yang spesifik untuk mendukung pelaksanaan prinsip itu. Tempa memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas fisik dan upaya pemeliharan kesehatan anak. Asah merupakan pengembangan seluruh potensi anak melalui belajar dan bermain. Asih memiliki tujuan untuk pemenuhan kebutuhan anak terhadap perlindungan diri, dan yang terakhir asuh yang memiliki tujuan pembentuk kualitas kepribadian sang anak. Diantara banyaknya penerapan metode penyelenggaraan Daycare, terdapat salah satu metode pendidikan yang banyak diterapkan ialah metode Montessori. Metode Montessori sendiri merupakan sebuah metode pendidikan yang terbentuk oleh lingkungan sang anak dan anak mendapat kebebasan untuk menentukan materi pembelajarannya. Lingkungan tersebut kemudian menciptakan ruang yang sesuai dengan kebutuhan anak. Adapun terdapat 5 (lima) fokus sistem pendidikan metode montessori, yaitu latihan Practical life, pembelajaran melalui sensori, bahasa, kultur dan matematika. Penelitian ini menggabungkan keempat prinsip penerapan Daycare dan penerapan metode Montessori untuk menghasilkan kajian kebutuhan ruang yang sesuai dengan prinsip penyelenggaraan Daycare tipe Montessori.
Analysis of the Children’s Playground with Blue Open Space Concept in Bajau Ethnic Settlement Rampa Lama Kotabaru Leonard; Siwi, Samsu Hendra; Fatimah, Titin
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 6 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/asiimetrik.v6i2.6592

Abstract

The Rampa Lama Village settlement is a settlement located in a coastal area at the ebb and flow of sea water. This settlement is in the province of South Kalimantan and is located to the north of Kotabaru Regency. The population of Rampa Lama Village is 6,000 people with children aged 6-12 years old who received elementary school education totaled 364 children consisting of 181 boys and 183 girls. This has become a phenomenon regarding the limited children's playground space and its facilities that are safe, comfortable and have safety aspects for the users, in this case children when children play, the Rampa Lama Village settlement is a densely populated area with Public Open Space that can be used as a playground for children in the surrounding area. Public open space for the childrens Rampa Lama need open space blue concept because they are representing fisherman community. The purpose of this research is to analysis public open space for children in coastal areas by implementing a blue concept open space according to the child's character. A study uses a qualitative inductive method with a phenomenological approach. The results of the research were in the form of recommendations for the coastal area of Rampa Lama Village with the existing ethnic character of the Bajau tribe with observations that have been made where the character of the children's play space in the area is Blue Open playground and its application to Child Friendly Playground.
The Vertical Residence Based on Biophilic Architectural Design Concept (Case Study: Taman Anggrek Residence Apartment West Jakarta) Susanto, Fahmi Adhitya Citra; Siwi, Samsu Hendra; Fatimah, Titin
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 7 Number 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/asiimetrik.v7i1.7934

Abstract

Vertical housing represents a viable and effective option for residential solutions. Various efforts have been made to reintegrate the relationship between humans and the buildings they inhabit. Biophilic design represents a contemporary approach to reconnecting organic life with constructed spaces. This study aims to explore the architectural strategy of biophilic design as a solution to housing needs, focusing on integrating natural elements into living spaces to create a comfortable environment for residents. The investigation utilizes qualitative approaches, incorporating observation and data gathering, to discern the biophilic requirements of apartment inhabitants. The framework of 14 patterns of biophilic design, aimed at improving health and well-being within built environments, acts as a standard for evaluating the implementation of these patterns. The objective is to implement biophilic design in communal living spaces, considering the users of the building, the functions of the spaces, and utilizing knowledge, experience, and user requirements as a foundation for evaluation.
Studi Pencahayaan dan Sirkulasi Udara pada Perumahan di Kawasan Pademangan Barat Elysia, Elysia; Fatimah, Titin; Lianto, Fermanto; Siwi, Samsu Hendra
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 4 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE Desember 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jakarta sebagai kota yang maju membuat masyarakat tertarik datang untuk bekerja dan menetap. Hal ini membuat kepadatan dan tingkat kerapatan bangunan semakin tinggi. Perumahan di Pademangan Barat berbentuk kampung kota mempunyai karakter kehidupan sosial keseharian masyarakatnya sebagaimana sebuah kampung yang mempunyai kerekatan sosial dalam bertetangga. Area ini memiliki wilayah permukiman yang sangat padat sehingga beberapa rumah dalam satu blok berderet dan saling menempel, dan bukaannya sangatlah minim. Kenyamanan rumah sangat penting bagi penghuninya sebagai sebuah persyaratan rumah sehat. Kenyamanan penghuni ditunjang oleh pengudaraan dan pencahayaan alami yang baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan observasi pada kawasan penelitian seluas kecamatan, kemudian diambil area yang paling padat sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian adalah menganalisis kawasan pemukiman Pademangan Barat, dengan fokus minimnya pengudaraan dan pencahayaan alami yang masuk ke dalam rumah. Hasil penelitian berupa rekomendasi modul desain lima buah objek rumah.
GUIDELINE RELOKASI PERMUKIMAN MASYARAKAT BERKULTUR BUGIS TERHADAP DAMPAK PENGADAAN TAMBANG DI KAMPUNG TAMBAK SEMBULUAN KOTABARU Leonard; Fatimah, Titin; Siwi, Samsu Hendra
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 3 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i3.32224.2024

Abstract

Permukiman Kampung Tambak Sembuluan berada dalam perencanaan dan aktivitas penambangan perusahaan tambang yang memiliki Ijin Usaha Penambangan seluas 8.990,38 ha, di Desa Pantai Baru Kampung Tambak Sembuluan. Kampung ini berada pada aktivitas penambangan sehingga masuk dalam kawasan rawan bencana dan harus di relokasi. Permukiman ini merupakan permukiman masyarakat yang memiliki kultur etnis Bugis. Pada tahun 1989 orang pertama bermigrasi dari daerah Watang Sawitto atau Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dan membuka lahan tambak di Kampung Tambak Sembuluan. Pengembangan permukiman diikuti migrasi dari keluarga dan teman dari Watang Sawitto. Berjalannya waktu, terindikasi di bawah lahan permukiman terdapat kandungan batubara sehingga warga dan permukiman harus direlokasi. Untuk itu diperlukan guideline (panduan) relokasi permukiman yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Permukiman dan Analisis Dampak Lingkungan relokasi permukiman tersebut. Tujuan penelitian memberikan luaran berupa guideline relokasi permukiman masyarakat berkultur Bugis terkait dampak dari pengadaan tambang ke lokasi permukiman yang baru agar nuansa kultur etnis Bugis dapat dipertahankan. Penelitian dilakukan menggunakan metode induktif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian berupa guideline relokasi permukiman terhadap dampak penambangan dan penanganan relokasi sesuai konsep kultur etnis Bugis. Proses relokasi sesuai budaya, dan permukiman tersebut mampu menunjukan eksistensi sebagai permukiman tradisional dengan hunian yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungannya yang baru.  
IMPLEMENTASI GREENSHIP EXISTING BUILDING V.1.1 DENGAN INDIKATOR TEPAT GUNA LAHAN, KATEGORI COMMUNITY ACCESSIBILITY (Studi Kasus Serpong M-Town Residences) Sulistya, Shona; Fatimah, Titin; Siwi, Samsu Hendra
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 3 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i3.4050

Abstract

Abstract: Community Accessibility is one of the key aspects in implementing green building principles, particularly in the Land Use Efficiency criteria of the Greenship Existing Building rating system version 1.1. This aspect aims to optimize connectivity networks around the building, promote easy access to public facilities, and reduce dependence on motorized vehicles, thereby supporting environmental sustainability. At Serpong M-Town Residences, various public facilities are available in the surrounding area, such as shopping centers, educational institutions, and public transportation. However, it is necessary to assess whether these facilities are easily accessible for pedestrians in accordance with the Community Accessibility principles. This study aims to examine the application of Community Accessibility at Serpong M-Town Residences and evaluate the comfort and safety of pedestrian facilities using Regulation of the Minister of Public Works and Housing (PUPR) No. 07/P/BM/2023. This research adopts a descriptive qualitative method through surveys and interviews.The results indicate that the implementation of Community Accessibility at Serpong M-Town Residences is well executed, with all criteria successfully met by the management. Additionally, pedestrian facilities within the site area are highly comfortable and comply with PUPR No. 07/P/BM/2023. However, pedestrian access outside the site area (public areas) is less comfortable due to the lack of pedestrian facilities (sidewalks) and supporting safety infrastructure.. Keyword: Community Accessibility, Appropriate Land Use, Greenship, Apartment, Green Building, Serpong M-Town Abstrak: Community Accesibility merupakan salah satu aspek penting dalam penerapan prinsip bangunan hijau, khususnya pada kriteria Tepat Guna Lahan dalam sistem penilaian Greenship Existing Building versi 1.1. Aspek ini bertujuan untuk mengoptimalkan jaringan konektivitas di sekitar bangunan, mendorong kemudahan akses terhadap fasilitas umum, dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan. Di Apartemen Serpong M-Town Residences, berbagai fasilitas publik tersedia di sekitar kawasan, seperti pusat perbelanjaan, sarana pendidikan, dan transportasi umum. Namun, perlu ditinjau apakah fasilitas ini mudah dijangkau oleh pejalan kaki sesuai dengan prinsip Community Accessibility. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan Community Accesibility di Apartemen Serpong M-Town Residences dan evaluasi kenyamanan serta keamanan fasilitas pejalan kaki dengan menggunakan Peraturan Menteri PUPR No. 07/P/BM/2023. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui survei lapangan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Community Accesibility pada Apartemen Serpong M-Town Residences sangat baik dilakukan, semua kriteria mampu dipenuhi oleh pihak pengelola, disamping ini fasilitas pejalan kaki pada area luar tapak sangat nyaman digunakan oleh pejalan kaki dan memenuhi kriteria PUPR No. 07/P/BM/2023. Akses pejalan kaki diluar area tapak (area publik) kurang nyaman digunakan karena sangat jarang ditemukan fasilitas pejalan kaki (trotoar) beserta kelengkapan fasilitas keamanannya. Kata Kunci: Community Accessibility, Tepat Guna Lahan, Greenship, Apartemen, Bangunan Hijau, Serpong M-Town