Perkembangan arsitektur dan interior dengan konsep ramah lingkungan terus meningkat seiring dengan kondisi global dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup yang berkelanjutan, termasuk dalam industri pariwisata seperti hotel. Pasca Covid-19, pariwisata resort menjadi salah satu industri yang paling diminati oleh masyarakat. Kawasan puncak Bogor menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara karena akses yang dekat dan mudah dari kota Jakarta. Hal ini menjadi pertimbangan investasi industri pariwisata untuk terus meningkatkan sarana akomodasi hotel yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan perkembangan bangunan berkonsep ramah lingkungan. Konsep ramah lingkungan harus didukung dengan pemanfaatan potensi lingkungan sekitarnya, dengan tagline konsep ‘hijau’ dan penerapan material yang ramah lingkungan direpresentasikan pada lobby interior bangunan hotel sebagai area utama yang memberikan kesan pertama pada pengunjung. Konsep interior ‘hijau’ bukan hanya dikategorikan area yang memiliki banyak tanaman dan penghijauan melainkan suatu bangunan dan ruang yang dampak digunakan sangat mengurangi memikirkan pertimbangan dalam mengurangi penggunaan energi hingga 20-25 persen dalam satu bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan parameter serta kriteria konsep interior ramah lingkungan pada objek penelitian lobby hotel bintang 5 di Kawasan Puncak, Cisarua dengan pemanfaatan potensi alam dan dibangun pasca pandemi. Dengan pengumpulan data melalui teknik purposive sampling dan menggunakan metode analisis terhadap evaluasi pasca pengguna (POE) dari pengguna hotel yaitu pengunjung dan karyawan hotel dengan usia produktif yang hasilnya dapat dijadikan acuan untuk desainer pada studi perancangan fasilitas sejenis. Variabel dari aspek interior dan bangunan lobby hotel dilakukan melalui sistem penilaian Greenship untuk Bangunan Baru versi 1.2 (GBCI, 2012) dan Greenship untuk Ruang Dalam Versi 1.0 (GBCI, 2012). Hasil dari evaluasi menunjukkan bahwa yang didapat dari metode purposive sampling telah memenuhi aspek green interior space pada rating GBCI sebanyak 78 poin prosentase 75.7% dengan kategori PLATINUM dari total 75 point minimum. Dapat diartikan bahwa dari segi konsep arsitektur dan interior serta keseluruhan aspek terapan interior ini dapat dikategorikan ramah lingkungan. Namun, diperlukan beberapa aspek yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat mencapai poin maksimal dari 43 kriteria penilaian ramah lingkungan. Pada saat ini belum ada tagline “Green Design” mengenai konsep hijau pada objek penelitian hotel dan resort. Keterkaitan antara kondisi lingkungan dan iklim di sekitar bangunan hotel sangat mempengaruhi perwujudan konsep desain ramah lingkungan.
Copyrights © 2023