PT Mitra Rekatama Mandiri merupakan salah satu perusahaan pengecoran logam yang memproduksi berbagai produk seperti komponen kapal, komponen kereta dan komponen pertambangan. Tugas yang dikerjakan oleh pekerja pada pabrik produksi membutuhkan tingkat ketelitian dan performansi yang tinggi agar produk yang dihasilkan tidak cacat dan sesuai dengan keinginan customer. Pekerja pada pabrik produksi PT Mitra Rekatama Mandiri bekerja dengan target produksi dan digaji berdasarkan produk yang dibuat. Standar kecacatan produk pada PT Mitra Rekatama Mandiri maksimal 5% dari hasil keseluruhan berdasarkan penilaian pengawas secara subjektif, jika produk yang dihasilkan memiliki persentase cacat lebih dari itu, maka produk tidak dapat diperhitungkan sebagai barang jadi, dan jika produk yang dihasilkan banyak cacat maka akan mempengaruhi jumlah target yang dicapai per individunya. Berdasarkan data masa lalu yang berasal dari arsip perusahaan untuk jumlah produk cacat, perhari bisa terdapat jumlah produk cacat pada rentang 1-20 produk dengan jenis kecacatan yang berbeda-beda. Beberapa penyebab dari produk cacat ini berasal dari manusia, seperti kelelahan, kurang fokus, kehilangan motivasi kerja, dll. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan usia dan masa kerja terhadap beban kerja mental dari pekerja pabrik produksi PT Mitra Rekatama Mandiri. Metode yang digunakan untuk mengukur beban kerja mental adalah NASA-TLX. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner tentang NASA-TLX. Terdapat 15 responden operator produksi dengan rentang usia 51-60 tahun dan masa kerja 28-36 tahun. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap beban kerja mental dengan hubungan linear artinya semakin bertambah usia maka semakin besar pula nilai beban kerja mental responden. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap masa kerja, didapatkan hasil masa kerja tidak berpengaruh terhadap beban kerja mental responden. Kata kunci: beban kerja mental, NASA-TLX, usia pekerja, masa kerja.
Copyrights © 2024