Dampak dari munculnya wabah virus covid 19 di tahun 2019 membuat Indonesia menghasilkan limbah masker medis di urutan tertinggi di dunia yaitu 1,8 miliar per hari. Masker medis mengandung 90% plastik polypropylene yang merupakan mikroplastik dengan sifat sulit terurai. Beton serat mempunyai kelebihan dibanding beton tanpa serat dalam beberapa sifat strukturnya. Tujuan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat masker medis pada campuran beton terhadap nilai kuat tekan melalui metode non-destructive test. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental. Usia Pengujian Beton 7,14,28 hari. Persentase bahan tambah serat masker medis sebesar 0%,5%,10% dan 15% dari berat semen. Perawatan Beton Dry Curing. Benda uji Silinder ukuran ΓΈ 10 x 20 cm sebanyak 36 buah. Pengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Analisis data hasil uji dengan metode komparatif serta secara kuantitatif dengan mengolah data-data secara secara tabulasi dan grafik. Pengujian dilakukan laboratorium di Laboratorium Bahan, struktur dan konstuksi bangunan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unhas, Gowa-Sulawesi Selatan. Hasil pengujian semua sampel dengan variasi persentase serat masker medis 0%, 5%, 10%, dan 15% menunjukkan bahwa penambahan serat masker medis yang mengandung serat polypropylene mengalami penurunan nilai kekuatan dari beton normal (0%). Hasil pengujian melalui UPV menunjukkan kuat tekan beton dalam kecepatan rambat gelombang rata-rata pada umur 28 hari untuk variasi 0% adalah 2365 m/s atau setara 20-21 Mpa sedangkan pada variasi 5%, 10% dan 15% secara berurut sebesar 1563 m/s, 1689 m/s, dan 1052 m/s yang dapat disimpulkan jangkauan kekuatan beton campuran serat medis hanya berkisar 10-17 Mpa.
Copyrights © 2024