Penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi lapangan yang mengindikasikan bahwa siswa perlu memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep-konsep sains serta keterampilan dalam menerapkannya dalam situasi nyata. Namun, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran IPA, termasuk kompleksitas materi dan kesulitan dalam memahaminya. Dalam upaya mengatasi kendala-kendala ini, pemanfaatan alat peraga 3D menjadi alternatif yang efektif. Selain itu, penting untuk mengembangkan alat peraga 3D ini dengan pendekatan biaya rendah, menggunakan bahan-bahan daur ulang yang juga bersahabat dengan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesiapan calon Guru IPA dalam membuat alat peraga 3D ramah lingkungan dengan menggunakan Project Based Blended Learning. Penelitian ini menggunakan teknik survei dalam hubungannya dengan eksperimen eksplorasi. Penelitian ini melibatkan 28 calon guru IPA yang sedang mengambil mata kuliah produksi media dan alat peraga pendidikan IPA. Data diambil menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Analisis data yang digunakan bersifat deskriptif, dengan pengelompokan berdasarkan karakteristik masing-masing. Temuan penelitian menunjukkan bahwa para calon guru IPA memiliki kesiapan untuk mengembangkan alat peraga 3D berbasis eco-friendly dan menerapkan pembelajaran proyek berbasis Blended Learning dalam pembelajaran IPA. Kesiapan ini tercermin pada: (1) Pemahaman konsep ESD (75,42%), (2) Kesiapan untuk mengembangkan alat peraga 3D berbasis eco-friendly (63,71%), (3) Penerapan pembelajaran berbasis proyek (76,84%), dan (4) Pengalaman dengan Blended Learning (70,71%). Penerapan model pembelajaran berorientasi proyek dan Blended Learning di institusi pendidikan tinggi menjadi saran yang dapat membantu calon guru dalam mengembangkan alat peraga 3D berbasis eco-friendly.
Copyrights © 2023