Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Vol 11, No 2 (2023): AGRILAN : JURNAL AGRIBISNIS KEPULAUAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN SERTA BREAK EVENT POINT (BEP) USAHATANI KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. Botrytis L.) DI DESA CARIUMULYA KECAMATAN TELAGASARI KABUPATEN KARAWANG

Rahmahtika, Fitria Dwi (Unknown)
Sulandjari, Kuswarni (Unknown)
Suhaeni, Suhaeni (Unknown)



Article Info

Publish Date
16 Nov 2023

Abstract

Kembang kol merupakan salah satu tanaman hortikultura yang cukup banyak diminati oleh masyarakat dan memiliki prospek cukup baik dalam usahatani, termasuk di Desa Cariumulya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besarnya biaya, pendapatan penerimaan, kelayakan usahatani, dan nilai BEP (Break Event Point) pada usahatani kembang kol yang ada di Desa Cariumulya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang. Metode penentuan sampel dengan teknik nonprabability sampling dan metode sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuisioner, data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, Dinas Komunikasi dan Informasi Bandung, Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Unit Pelaksanaan Teknik Dinas Pengelolaan Pertanian Telagasari. Data dianalisis dengan analisis pendapatan, penerimaan, R/C Ratio, dan Break Event Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya yang dikeluarkan petani dalam 1 hektar pada satu kali masa panen sebesar Rp. 18.131.763 dengan rincian biaya tetap sebesar Rp. 5.883.427 dan biaya variabel Rp. 11.973.336. Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 30.764.500 dengan jumlah produksi 4.733 kilogram yang dijual seharga Rp. 6.500 per kilogram selama satu kali masa panen. Besarnya rata-rata pendapatan yang diperoleh dalam satu kali masa panen sebesar Rp. 12.632.737. Besarnya rata-rata R/C Ratio pada usahatani kembang kolĀ  1,69, yang artinya usahatani kembang kol tersebut layak untuk diusahakan. BEP harga usahatani kembang kol adalah sebesar Rp. 2.790, dalam penelitian ini petani menentukkan harga sebesar Rp. 6.500 per kilogram yang artinya petani tidak rugi. BEP unit yang diperoleh sebesar 3.831 unit, dan dalam penelitian ini petani dapat menghasilkan produk sebesar 4.733 kilogram kembang kol yang artinya petani tidak rugi.

Copyrights © 2023