Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Melon (Cucumis melo L.) merupakan contoh dari sayuran dan buah yang banyak di konsumsi oleh masyarakat, serta juga memiliki banyak manfaat. Permintaan pasar untuk mentimun dan melon sangat tinggi, maka produksi harus mengikuti tingginya permintaan pasar. Ada beberapa permasalahan dalam produksi, salah satunya adalah penyakit layu yang disebabkan oleh Fusarium. Secara konvensional, penggunaan fungisida sintetik dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengendalikan penyakit layu fusarium. Namun demikian, dengan mempertimbangkan dampak negatif dari fungisida tersebut, penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) menjadi alternatif pilihan yang dapat diaplikasikan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dosis berbeda dari inokulum FMA campuran (0, 5, 10, 15, 20 g FMA dengan medium pembawa zeolit / tanaman). Parameter utama adalah intensitas penyakit, sedangkan parameter pendukungnya adalah pH tanah, temperatur, kelembapan, masa inkubasi penyakit, dan derajat infeksi FMA terhadap akar tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji ragam (uji F) denganStandar Kesalahan 5%. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman yang diinokulasi dengan inokulum mikoriza lebih tahan terhadap penyakit layu fusarium. Dosis optimal FMA campuran untuk mengurangi intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman mentimun adalah adalah M3BT (inokulasi FMA campuran 15 g/tanaman) dan melon adalah M2BM (inokulasi FMA campuran 10 g/tanaman)
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020