Keberadaan batulempung dalam suatu wilayah yang direncanakan dalam hal perencanaan infrastruktur sering menjadi penyebab permasalahan maupun kegagalan keteknikan. Hal tersebut berhubungan dengan karakteristik batuan tersebut yang mudah hancur dalam waktu yang cepat ketika tersingkap ke permukaan maupun saat terjadi interaksi atau kontak dengan air. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada area rencana pembangunan Observatorium Nasional Timau, Amfoang Tengah, Nusa Tenggara Timur dengan keberadaan batulempung Formasi Bobonaro sebagai salah satu material penyusun wilayah perbukitannya. Penggunaan metode dalam penelitian ini adalah pengamatan kondisi batulempung di permukaan, identifikasi data pengeboran teknik dan pengujian laboratorium untuk memperoleh karakteristik fisik dan mekanik, dengan contoh batuan dengan kondisi terganggu dan tidak terganggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batulempung Formasi Bobonaro memiliki karakteristik keteknikan yang spesifik, serta terbagi atas empat kelas derajat pelapukan yakni derajat pelapukan II, III, IV dan V. Karakterisitik keteknikan berupa berat isi, nilai kohesi dan sudut geser dalam mengalami penurunan seiring dengan peningkatan derajat pelapukan. Selain itu, berdasarkan hasil uji lab dan analisis pada batulempung Formasi Bobonaro ini menunjukkan bahwa batuan tersebut rentan terhadap proses pelapukan dengan nilai indeks slake durability yang rendah – sangat rendah, serta nilai aktivitas atau potensi mengembang rendah - sedang.
Copyrights © 2024