Kepiting bakau (Scylla serrata) dikenal sebagai salah satu bahan olahan makanan yang diminati oleh masyarakat. Nilai ekonomis kepiting bakau mengalami peningkatan seiring bertambahnya permintaan. Di alam liar, kepiting bakau dapat dengan mudah dijumpai di ekosistem mangrove. Fungsi ekosistem mangrove bagi lingkungan pesisir adalah sebagai pengendali nutrisi di area air payau dimana habitatnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Selain itu, mangrove dapat memberikan perlindungan bagi biota laut terhadap penyakit. Oleh karena itu, kecenderungan hidup kepiting bakau tidak dapat dilepaskan dari eksistensi mangrove. Di Kecamatan Tegaldlimo, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Raja Vaname mulai membudidaya kepiting bakau karena potensi nilai ekonomisnya nyang cenderung meningkat. Namun perlu adanya upaya peningkatan wawasan guna menyeimbangkan peran manusia dan lingkungan melalui konsep berkelanjutan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk transfer ilmu terkait teknologi Silvofishery dalam budidaya kepiting bakau yang mengusung ramah terhadap ekologi dan mampu meningkatkan rasio hidup kepiting bakau. Diharapkan dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini petani tambak dapat menaikkan kepiting bakau sebagai komoditas unggulan di masa mendatang dengan prinsip budidaya yang ramah lingkungan. Selain itu petani tambak di Kecamatan tegaldlimo tidak hanya menjual kepiting bakau sebagai bahan baku, tapi juga produk olahan dan lebih lanjut dapat memasuki pasar digital sesuai tuntutan jaman.
Copyrights © 2024