Jurnal Ilmiah Ecosystem
Vol. 23 No. 3 (2023): Ecosystem Vol. 23 No 3, September - Desember Tahun 2023

Variasi Abu Terbang dan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan Beton Geopolymer

Sariman, Syahrul (Unknown)
Setiawan, Arman (Unknown)
Syahrul, Syahlendra (Unknown)
Adum, Adum (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Dec 2023

Abstract

Produksi semen semakin meningkat seiring dengan peningkatan pemakaian beton. Hal ini menimbulkan masalah karena untuk setiap ton semen yang diproduksi, akan menimbulkan lebih dari tigaperempat ton CO2 yang dapat meningkatkan pemanasan global. Oleh sebab itu reduksi penggunaan semen harus dilakukan, salah satunya dengan membuat beton tanpa semen. Tahun 1978, Joseph Davidovits menemukan bahwa cairan alkalin bisa mereaksikan silikon (Si) dan alumunium (Al) dalam abu terbang menghasilkan binder untuk merekatkan agregat membentuk beton Geopolymer. Penelitian ini menggunakan beton konvensional dengan menggunakan semen sebagai beton control. Kemudian dibuat beton geopolymer dengan penggunaan  agregat yang sama, dengan  activator (NaOH: Na2SiO3 dengan perbandingan 2:5), membuat campuran dengan menggunakan prekursor -Abu terbang dan Abu sekam padi dengan perbandingan 100%:0%(BG0), 90%:10%(BG1), 80%:20%(BG2) dan 70%:30%(BG3). Selanjutnya dibuat perbandingan Aktivator dan Prekursor 4 : 3. Hasil pengujian kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari  menunjukkan bahwa kuat tekan beton normal lebih rendah dibanding BG0 dan tidak berbeda signifikan dengan BG1. Sedangkan ratio hasil tekan 7 dan 28 hari bersesuaian dengan ratio kuat tekan 7 dan 28 hari PBI”71 yakni 0.6. Selanjutnya setiap  penambahan Abu Sekam Padi 10 % untuk menggantikan abu terbang akan menurunkan kuat tekan sebesar 2 - 3 MPa. Cement production is increasing along with the increase in concrete use. This creates a problem because every ton of cement produced will emit more than three-quarters of a ton of CO2 which can increase global warming. Therefore, cement use must be reduced, one of which is by making cement-free concrete. In 1978, Joseph Davidovits discovered that alkaline liquid could react with silicon (Si) and aluminum (Al) in fly ash to produce a binder to bond aggregates to form Geopolymer concrete. This research uses conventional concrete using cement as control concrete. Then geopolymer concrete is made using the same aggregate, with an activator (NaOH: Na2SiO3 with a ratio of 2:5), making a mixture using precursors -fly ash and rice husk ash with a ratio of 100%:0%(BG0), 90%:10 %(BG1), 80%:20%(BG2) and 70%:30%(BG3). Next, a 4:3 comparison of Activator and Precursor was made. The results of compressive strength testing at 7 and 28 days showed that the compressive strength of normal concrete was lower than BG0 and not significantly different from BG1. Meanwhile, the compressive yield ratio of 7 and 28 days corresponds to the compressive strength ratio of 7 and 28 days PBI"71, namely 0.6. Furthermore, each addition of 10% Rice Husk Ash to replace fly ash will reduce the pressure by 2 – 3  MPa..

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

eco

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Civil Engineering, Building, Construction & Architecture Economics, Econometrics & Finance Education Law, Crime, Criminology & Criminal Justice Social Sciences

Description

Jurnal Ilmiah Ecosystem merupakan jurnal ilmiah yang dikelola secara peer review memiliki ISSN 1411-3597 (print) dan ISSN 2527-7286 (online) diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Bosowa Jurnal Ilmiah Ecosystem menerbitkan artikel yang pada bidang ekonomi, ...