Peningkatan harga bahan baku coran atau ingot aluminium A356 menjadi tantangan serius bagi pelaku industri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) logam. Hal ini dapat mempengaruhi operasional UMKM produksi manufaktur. Untuk mengatasi mahalnya ingot aluminium A356, penelitian tentang potensi pemanfaatan skrap aluminium dibuat ingot menjadi menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan struktur mikro, kekerasan, dan sifat tarik antara ingot skrap aluminium dan ingot standar A356. Skrap aluminium yang digunakan terdiri dari engine block, kanvas rem, elemen setrika, dan kaleng minuman. Dengan perbandingan komposisi tertentu, skrap tersebut dilebur di dalam tungku lebur pada suhu 650⁰C selama 2 jam dan selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan. Metode pengecoran yang digunakan adalah gravity casting. Selanjutnya ingot tersebut diuji komposisi, diamati struktur mikro, diuji kekerasan, dan tarik. Pengujian yang sama juga dilakukan terhadap ingot A356. Hasil penelitian menunjukkan ingot skrap aluminium memiliki kandungan unsur Fe dan Cu lebih tinggi dari pada ingot A356. Struktur α-Al dan struktur hipoeutektik Al-Si dengan presipitat Mg2Si dapat diamati dari pengamatan struktur mikro pada sampel ingot skrap aluminium dan ingot A356. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa kekerasan ingot skrap aluminium (85,05 HV) lebih rendah dari pada ingot A356 (90.45 HV). Skrap aluminium memiliki kekuatan tarik sebesar 117,77 MPa dan elongasi 1,28% sedangkan ingot A356 memiliki kekuatan tarik lebih besar yakni 126,21 MPa dan elongasi 3,33%. Dapat disimpulkan bahwa ingot skrap aluminium memiliki kekerasan dan sifat tarik sedikit lebih rendah dari pada ingot A356 sehingga ingot skrap aluminium dapat menggantikan ingot A356 dan akhirnya dapat mengurangi biaya produksi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024