Anak-anak tunagrahita memiliki kondisi kognitif dan fisik yang berbeda, sering menghadapi tantangan dalam belajar, berpikir, berbicara, dan melakukan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pemeriksaan terhadap 10 anak tunagrahita, ditemukan bahwa 80% berada dalam kategori buruk dengan rata-rata 7-8 gigi yang mengalami karies. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara peran orangtua dan status kebersihan gigi anak tunagrahita Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melibatkan 39 orangtua dan anak tunagrahita di SLB Bukesra Banda Aceh sebagai sampel, diambil melalui metode Total Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki status kebersihan gigi sedang (69.2%), dengan 25.6% dalam kategori buruk dan hanya 5.1% yang dalam kategori baik. Analisis chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara peran orangtua sebagai edukator dan status kebersihan gigi anak (Pearson Chi-Square = 10.029, p = 0.007). Selain itu, peran orangtua sebagai motivator juga berhubungan signifikan dengan kebersihan gigi anak (Pearson Chi-Square = 13.798, p = 0.001). Namun, peran orangtua sebagai fasilitator tidak menunjukkan hubungan signifikan secara statistik (Pearson Chi-Square = 4.520, p = 0.104), meskipun linear-by-linear association menunjukkan adanya pengaruh (p = 0.038). dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan yang signifikansi antara peran edukatif dan motivasi orangtua terhadap kebersihan gigi anak tunagrahita, sedangkan peran fasilitator tidak tedapat hubungan secara signifikansi terhadap kebersihan gigi anak tunagrahita
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024