Penelitian ini berfokus pada penggunaan teknologi Computer-generated Imagery (CGI) de-aging dalam sekuel film bergenre petualangan dengan judul Indiana Jones and the Dial of Destiny (2023). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan memanfaatkan metode hipersemiotika yang digagas oleh Jean Baudrillard. Tujuan penggunaan metode hipersemiotika adalah bukan sekadar untuk mengungkap relasi makna, tanda, dan realitas, tapi juga mengenai relasi simulasi dalam film Indiana Jones and the Dial of Destiny, ketika para kreatornya memanfaatkan teknologi efek visual melalui teknik CGI de-aging sehingga menimbulkan kesan yang ”berlebihan” – terutama mengubah wajah aktor dari tua menjadi muda - dalam tampilan visualnya. Hasilnya, film ini memang nencoba untuk menampilkan wajah muda dari aktor utamanya – mengingat usia aktor utama sudah berusia 80 tahun – agar dapat menampilkan latar pada narasi masa silam dan masa kini dengan segala unsurnya; tempat peristiwa, para tokoh, atribut, serta kostum yang dikenakan sehingga juga mampu memunculkan tanda-tanda historikal dan futuristik.
Copyrights © 2023