Dalam era digital saat ini, permintaan layanan berbasis web yang cepat dan efisien semakin meningkat, terutama dalam konteks kota cerdas yang sangat bergantung pada teknologi informasi. Load balancing menjadi solusi penting untuk mendistribusikan beban kerja secara merata di antara server-server, sehingga dapat memaksimalkan throughput dan mengurangi waktu respons. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melakukan pengujian performa load balancing pada model infrastruktur cloud computing. Pengujian dilakukan dengan membandingkan model dengan dan tanpa load balancing untuk melihat kemampuan sistem dalam meningkatkan throughput. Pengukuran ini dilakukan baik sebelum maupun setelah implementasi sistem penyeimbangan beban berhasil. Sebagai dasar infrastruktur server, mesin virtual pada komputer utama digunakan untuk mendirikan sistem penyeimbangan beban. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan model load balancing lebih baik dibandingkan model tanpa load balancing. Ini terlihat dari pada hasil pengujian jika tingkat koneksi meningkat terutama di atas 9000/900, maka sistem dengan load balancing mampu mempertahankan throughput yang stabil dan lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanpa load balancing. Temuan menunjukkan bahwa peningkatan throughput berkontribusi signifikan terhadap efisiensi dan kecepatan layanan web. Implementasi strategi load balancing yang tepat dapat meningkatkan throughput dan berdampak positif pada pelayanan web publik dalam konteks kota cerdas. Selain itu implementasi load balancing mampu memproses semua permintaan masuk secara efisien dan membantu mencapai nilai quality of service (QoS) yang baik.
Copyrights © 2024