Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan subaltern yang terjadi pada perempuan pada masa perang yang terepresentasikan dalam cerpen “Sang Guru Juki” karya A. A. Navis. Produksi interpretasi makna akan dijelaskan melalui analisis teks naratif melalui kalimat-kalimat yang mensubordinatkan perempuan sebagai objek kejahatan ketika konflik berlangsung. Penelitian ini menggunakan teori poskolonial Gayatri Spivak mengenai subaltern (manusia yang berada pada lapisan paling bawah dan tidak mampu bicara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, perempuan pada setiap peperangan, berada pada posisi subaltern, perempuan menjadi objek stereotipe, objek seksual, manipulasi, dan pelecehan berkepanjangan; kedua, perempuan dalam cerpen tersebut berada pada struktur paling bawah dan ditindas berlapis-lapis, yaitu oleh pemerintah Indonesia (TNI atau APRI), Prajurit PRRI, dan laki-laki biasa non-prajurit.
Copyrights © 2023