Berdasarkan hasil observasi, tim PKM menemukan pengrajin dodol yang dulunya sebagai pegawai di pengrajin dodol sebelumnya. Karena pengrajin dodol ini merintis usahanya dari awal lagi, maka produk UMKM Dodol masih mempunyai tampilan yang sangat sederhana seperti belum punya label, NIB (Nomor Induk Berusaha), dan tidak ada tanda bahwa di lokasi tersebut memproduksi dodol ciri khas Salamjaya. Selain itu, lokasi UMKM Dodol belum terdapat di Google Maps, sehingga bagi konsumen generasi milenial dan Z akan sedikit kesulitan, karena generasi ini lebih mudah meminta petunjuk kepada google salah satunya Google Maps. Selai itu juga, pemasaran UMKM dodol ini masih sangat sederhana, yakni hanya menjual kepada tetangga yang kenal-kenal saja. Apalagi dihadapkan dengan pemasaran sistem islami yang makin tambah kebingungan, karena kajian tentang fiqih muamalah masih sangat jarang ditemukan. Tujuan PKM ini untuk melakukan pendampingan branding dan pemasaran islami UMKM Dodol Di Desa Salamjaya Pondoksalam Purwakarta. Metode PKM ini menggunakan sosialisasi dan pendampingan. Hasil PKM ini dapat disimpulkan bahwa UMKM Dodol Di Desa Salamjaya Pondoksalam Purwakarta sudah mengetahui pentingnya citra merek dan pemasaran digital berbasis syariah. Selain itu, plang nama yang tim PKM berikan terlihat memberikan dampak yang positif ditandai dengan masyarakat mulai banyak mengenal adanya produksi atau pembuatan Dodol di Desa Salamjaya. Penambahan lokasi di Google Maps pun tidak kalah memberikan dampak positif berupa mempermudah pelanggan baru berkunjung ke lokasi UMKM Dodol Di Desa Salamjaya Purwakarta. Kemudian NIB yang sudah dimiliki menjadi bukti bahwa UMKM Dodol Di Desa Salamjaya bukan usaha yang abal-abal dan bukan usaha yang tidak bertanggung jawab. Harapannya semoga konsumen UMKM Dodol Di Desa Salamjaya semakin meningkat, dan keuntungan pun ikut meningkat, sehingga UMKM Dodol Di Desa Salamjaya bisa membantu masyarakat Desa Salamjaya lebih banyak lagi melalui terciptanya lapangan pekerjaan
Copyrights © 2024