Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang masih aktif. Pada tahun 2023 Gunung Merapi mengalami erupsi, daerah yang terdampak diantaranya DAS Krasak. Erupsi gunung api merupakan fenomena alam yang dapat menimbulkan bahaya. Salah satu akibat dari erupsi gunung api adalah banjir lahar. Banjir lahar dapat menyebabkan kerusakan dan timbulnya korban jiwa. Salah satu upaya untuk mengurangi angka korban jiwa dan kerugian material yaitu dengan prediksi. Penelitian ini mengunakan aplikasi SIMLAR V2.1 yang didasarkan pada teori Ashida, Takashi dan Mizuyama  menggunakan hidrograf sintetis Nakayasu. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi tanpa bangunan sabo dan simulai dengan bangunan sabo. Dari hasil pengujian didapatkan kecepatan, luasan banjir, volume, dan nilai agradasi dan degradasi. Nilai luas sebaran pada simulasi tanpa bangunan sabo didapatkan pada curah hujan 58,1 mm sebesar 2,16 km2, curah hujan 87,15 mm sebesar 3,10 km2, dan curah hujan 116,2 mm sebesar 3,85 km2, sedangkan nilai luas sebaran pada simulasi dengan bangunan sabo pada curah hujan 58,1 mm sebesar 1,78 km2, curah hujan 87,15 mm sebesar 2,40 km2, dan curah hujan 116,2 mm sebesar 2,93 km2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa curah hujan sangat berpengaruh terhadap dampak banjir lahar semakin tinggi curah hujan maka semakin besar luas wilayah yang terdampak banjir lahar. Berdasarkan simulasi tersebut bangunan sabo efektif untuk mengurangi luasan banjir lahar.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024