Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengalaman dan hubungan ritual keagamaan dengan aktivisme politik pada ritual pemakaman di amerika serikat dalam esai ziad munson “when a funeral isn’t just a funeral: the layered meaning of everyday action”. Dimana para sarjana pernah memperkirakan akan suramnya keberadaan agama di dunia modern. Kemajuan sosial, menurut mereka, berarti menghilangkan agama dan kendali kuno atas kehidupan. Namun, agama sebenarnya berkembang pesat dalam masyarakat yang majemuk dan kompleks, dan semangatnya yang terus berlanjut bahkan kebangkitannya menuntut evaluasi ulang gagasan tentang sekularisasi. Dengan demikian Nancy T. Ammerman telah mengumpulkan sekelompok sarjana yang beragam dan interdisipliner untuk memberikan pengamatan kritis terhadap masyarakat modern, agama dalam tindakan. Maka kumpulan esai yang belum pernah diterbitkan tersebut mendekati agama modern pada tingkat paling mendasar dan membawa pembaca pada kehadiran praktik keagamaan di tengah kompleksitas kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah Esai “When A Funeral Isn’t Just A Funeral: The Layered Meaning Of Everyday Action” dalam buku “Everyday Religion: Observing Modern Religious Lives” karya Nancy T. Ammerman. Hasil penelitiang ditemukan bahwa manusia dalam melakukan perubahan dapat ditempatkan pada ruang di mana banyak makna yang saling tumpang tindih, yakni tokoh-tokoh agama yang “tidak pada tempatnya” secara aktif memanipulasi, mengelola, mengendalikan, dan atau mempengaruhi peristiwa-peristiwa untuk mempengaruhi cara mereka melakukan perubahan. suatu situasi dipahami oleh orang lain. Namun, telah memanipulasi. Sebagaimana pada ritual pemakaman. Terkadang pemakaman lebih dari sekedar pemakaman. Dimana dalam kasus gerakan pro-kehidupan, ritual keagamaan dan aktivisme politik terkadang merupakan satu hal yang sama.
Copyrights © 2024