Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang salah satu pengobatannya dengan diberikan terapi antibiotik. Untuk mencapai keberhasilan terapi adalah dengan melakukan pemilihan antibiotik. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih antibiotik yaitu dengan melihat efektivitas biaya. Cara mengetahui antibiotik yang paling cost-effective adalah dengan cost-effectiveness analysis (CEA). Analisis ini dapat dihitung dengan nilai ACER (Average Cost-Effectiveness Ratio) yang dilihat dari biaya pengobatan langsung dan efektifitas terapi. Efektivitas terapi dapat dilihat dari data klinis dan laboratorium pasien meliputi suhu, nadi, RR dan leukosit pasien saat keluar dari rumah sakit. Hasil penelitian ini adalah nilai ACER kloramfenikol sebesar Rp1.700.501 (berdasarkan data suhu, nadi, dan RR) dan cefixime sebesar Rp. Rp2.335.650 (berdasarkan data suhu, nadi, RR dan leukosit) pada tahun 2020. Sedangkan cefixime memiliki nilai ACER pada tahun 2021 sebesar Rp4.852.897 (berdasarkan data suhu, nadi, dan RR) dan Rp5.349.785 (berdasarkan data suhu, nadi, RR dan leukosit). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kloramfenikol dan sefiksim merupakan antibiotik yang cost-effective berdasarkan nilai ACER terendah untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit Universitas Airlangga
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024