Pelestarian keanekaragaman hayati dan pemeliharaan jasa ekologi menghadirkan konsekuensi lahirnya kawasan konservasi dan lindung. Pada satu sisi, partisipasi masyarakat lokal telah didorong dalam pengelolaan kawasan konservasi dan di sisi lain dalam rangka mencapai manfaat sosial melalui kemitraan konservasi, kebutuhan akses dan penghidupan masyarakat yang bergantung terhadap hutan perlu untuk dicermati. Penelitian ini menyajikan bagaimana ketergantungan dan harapan masyarakat lokal/adat Desa Mambulling, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat terkait keberadaan Taman Nasional Gandang Dewata dalam rangka mendorong penguatan kemitraan konservasi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan mengadopsi pendekatan diskusi kelompok terfokus (FGD), wawancara dan studi literatur. Selanjutnya data dianalisis secara naratif deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat Desa Mambulilling memiliki keterikatan yang kuat dengan hutan jauh sebelum ditetapkannya TNGD. Selanjutnya kejelasan informasi, persoalan tenurial dan kebutuhan penguatan kapasitas masyarakat yang mempengaruhi keberterimaan masyarakat akan keberadaan TNGD. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa telah berjalannya program konservasi masyarakat yang perlu mempertemukan tujuan dan prioritas antara BBKSDA dan masyarakat lokal/adat Mambulilling, menjembatani pandangan hutan sebagai milik bersama serta perlunya dukungan kepada petani dan pengguna hutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024