Desa Kesiman sebagai salah satu wilayah di Kota Denpasar memulai melakukan terobosan dengan dikembangkannya seni kerajinan tenun endek dengan motif unik sebagai trand mark Kota Denpasar. Di dalam perjalanannya, seni tenun endek di Desa Kesiman mengalami pasang surut terutama sekali terhadap masalah kurangnya tenaga kerja penenun yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pasar, masih minimnya pengetahuan tentang teknik tenun yang baik dan benar termasuk didalamnya adalah teknik pewarnaan, serta belum tersosialisainya seni kerajinan tenun endek diluar kelompok. Didasarkan atas pertimbangan tersebut, maka upaya strategis melalui kegiatan PKM dapat dijadikan sebagai solusi pemecahannya. Optimalisasi produk endek sebagai langkah penguatan budaya yang memiliki multiplier effect ke berbagai aspek kehidupan baik aspek sosial, aspek budaya, maupun aspek ekonomi. Optimalisasi produk tenun tentunya tidak lepas dari berbagai permasalahan yang ada, salah satunya ialah masalah pemasaran. Penerapan strategi marketing mix diharapkan mampu menjadi problem solver atas permasalahan yang ada. Dalam pengabdian ini menggunakan Metodologi Asset Based Community-driven Development yakni sebuah pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang sangat menekankan pada kemandirian masyarakat dan terbangunnya suatu tatanan serta pengakuan atas potensi aset yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi produk endek khas Kota Denpasar melalui metode marketing mix
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024