ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa fenomena yang sering terjadi dikalangan masyarakat sekarang terhadap anak kecil yang meledakkan amarahnya karena adanya keinginan yang tidak terpenuhi. Al-Qur’an tidak hanya menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan agama, ketauhidan, dan lain sebagainya. Dalam al-Qur’an juga dijelaskan mengenai petunjuk dan penyembuh segala penyakit. Lalu, bagaimana pandangan Hasbi Ash-Shiddieqy dalam tafsir An-Nur? dan bagaimana pandangan ulama tafsir kontemporer lainnya dalam menganggapi ayat tersebut? dalam al-Qur’an dijelaskan mengenai nafs atau kata lain dari jiwa. Nafs dapat diartikan sebagai sesuatu yang membahas tentang sisi dari manusia. Penetian ini berupa penelitian kepustakaan (Library Research), yang mana datanya bersumber dari bahan-bahan kepustakaan yang terdiri dari: 1) data primer yaitu Tafsir An-Nur, 2) data sekunder berupa Al-Qur’an dan terjemahnya, Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka, Tafsir Ibnu Katsir karya Syaikh Muhammad Ali as-Shabuni, dan buku-buku yang terkait dengan ilmu pengetahuan al-Qur’an dan pembahasannya. Teknis pengumpulan data yang digunakan oleh penulis membutuhkan dokumentasi berupa catatan, lampiran, dan beberapa dokumen yang berkaitan dengan judul. Selanjutnya menggunakan langkah-langkah maudhu’i dan yang paling utama yaitu mengenai ayat-ayat al-Qur’an yang dibahas, terjemah dan tafsiran dari para mufasir, dan diambil dari buku, artikel maupun jurnal yang terkait. Dari penafsiran Hasbi Ash-Shiddieqy dalam tafsir An-Nur nafs al-ammarah yang terdapat pada pelaku tantrum dapat hilang dan berganti menjadi nafs muthmainnah dengan proses yang tidak singkat disertai dengan upaya-upaya untuk menggapainya karena allah tidak akan membiarkan hambanya tersesat apabila manusia tersebut sudah ikhtiar dalam kebaikan selaras dengan pedoman dalam al-Qur’an. Keyword: Tantrum, Solusi, Tafsir An-Nur
Copyrights © 2024