Pengelolaan sampah di Kabupaten Garut menjadi tantangan besar dengan volume sampah mencapai 230 ton per hari, di mana hanya 30% yang dikelola dengan baik. Masalah ini diperburuk oleh rendahnya kesadaran masyarakat, kurangnya fasilitas pemilahan sampah, serta keterbatasan infrastruktur. Artikel ini menganalisis perubahan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap pelayanan publik. Perubahan ini dikategorikan ke dalam tiga tipe utama: (1) perubahan bertahap (incremental change) yang mencakup pemberdayaan bank sampah dan edukasi lingkungan melalui Program Pendidikan Lingkungan (PODING); (2) perubahan bertahap tidak teratur (punctuated incremental change) seperti penggunaan teknologi GPS untuk memantau rute kendaraan pengangkut sampah dan mesin timbang di TPA untuk pencatatan volume sampah; (3) perubahan diskontinu (discontinuous change) yang melibatkan transformasi paradigma pengelolaan sampah dengan mendorong partisipasi masyarakat secara aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan ini berdampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, efisiensi operasional melalui teknologi, serta cakupan layanan yang lebih luas. Namun, tantangan masih ada, seperti keterbatasan infrastruktur, minimnya anggaran, dan resistensi terhadap teknologi baru. Rekomendasi utama adalah penguatan edukasi masyarakat, investasi infrastruktur, serta peningkatan kolaborasi lintas sektor.
Copyrights © 2025