Sistem bagi hasil (sakap) cenderung lemah dalam pengoptimalan faktor produksi yang menyebabkan petani penyakap seringkali merasa rugi karena menerima risiko yang seharusnya tidak ditanggung, sehingga diduga pemakaian faktor produksi usahatani padi dengan system bagi hasil (sakap) ini belum efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem sewa bagi hasil dan dampaknya terhadap tingkat efisiensi usahatani padi, serta menganalisis seberapa besar keuntungan yang diterima oleh petani penyakap. Penelitian ini dilakukan di Desa Cinagara Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani penyakap padi. Responden yang digunakan sebanyak 30 orang, dengan pemilihan secara sengaja. Sistem bagi hasil usahatani padi di Desa Cinagara dikenal dengan istilah maro. Variabel pupuk KCL pesitisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Sementara variabel benih, pupuk kandang, pupuk Urea, pupuk SP-36, dan luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. jumlah pendapatan usahatani padi petani penyakap sebesar Rp. 3.447.280,47 per satu kali musim tanam. dan R/C rasio yang diperoleh menjadi sebesar 1,36. Nilai R/C rasio ini menunjukkan usahatani padi masih dikatakan layak dilakukan, namun apabila dikaitkan dengan penggunaan faktor-faktor produksi maka usahatani padi petani penyakap belum efisien secara ekonomis
Copyrights © 2024