Indonesia memiliki bermacam-macam kekayaan kultural atau budaya, baik dalam adat istiadat, seni, bahasa, agama, suku dan lain sebagainya. Terkait dengan adat istiadat setiap suku memiliki adat atau tradisi yang khas. Namun seringkali terjadi kontroversi atara iman Kristen dengan pelaksanaan adat istiadat, terkhusus pada Batak Toba. Dimana ke-Kristenan sangat menekankan tentang iman kepada Kristus, meskipun terkadang dalam prakteknya penekanan terhadap adat lebih menonjol. Salah satu kebudayaan adat istiadat suku Batak Toba adalah adat meninggal Saur Matua. Saur Matua adalah upacara untuk orang meninggal yang telah memiliki keturunan hingga sudah memiliki cucu baik dari ketunan laki-laki maupun keturunan Perempuan. Jiak melihat kata Saur memiliki penegrtian lengkap dan juga empurna. Dimana orang yang sudah meinggal itu sudah dikatkan sempurna dalam kekerabatan karena telah memiliki anak dan telah memiliki cucu. Sehingga jika ynag meninggal ini telah sempurna atau Saur maak upacara meninggalnya pun harus diadakan secara sempurna. Tujuan dari penulisan ini adalah agar setiap orang Kristen dalam suku Batak Toba dapat melaksanakan upacara meninggal Saur Matua sesuai dengan iman Kristen dan tidak melaksanakan tradisi tersebut secara sinkritisme. Selain itu pelaksanaan upacara adat meninggal Saur Matua ini dijadikan salah satu sarana untuk perkembangan dan penyampaian Injil kepada orang-orang Batak secara khusus orang Batak Toba baik di kampung halaman maupun orang Batak Toba di perantauan.
Copyrights © 2024