Aktivitas menjahit yang melibatkan postur tubuh yang statis, gerakan tangan berulang, dan penggunaan peralatan yang tidak ergonomis meningkatkan risiko MSDs seperti nyeri otot dan sendi. Penelitian ini mengeksplorasi gambaran risiko ergonomi, karakteristik penjahit, dan keluhan MSDs di Tanjungpinang Kota. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan instrumen Rapid Upper Limb Assessment (RULA) untuk menilai risiko ergonomi, Nordic Body Map (NBM) untuk keluhan MSDs, dan kuesioner untuk karakteristik penjahit. Hasil penelitian menunjukkan hanya 3,33% penjahit memiliki postur kerja yang masih dapat diterima, sedangkan 56,67% berada dalam kategori yang memerlukan investigasi lebih lanjut dan 40% memerlukan perubahan segera. Dari 30 penjahit yang diteliti, 2 orang (6,67%) tidak mengalami keluhan MSDs, 10 orang (33,33%) mengalami keluhan ringan, 14 orang (46,67%) mengalami keluhan sedang, dan 4 orang (13,33%) mengalami keluhan berat. Karakteristik seperti posisi duduk membungkuk (60%), durasi kerja > 8 jam sehari (56,67%), dan waktu istirahat ≤ 1 jam sehari (96,67%) berkontribusi pada tingginya risiko MSDs. Penelitian ini menyarankan perlunya perbaikan ergonomis di tempat kerja serta intervensi yang lebih baik untuk mengurangi risiko MSDs dan meningkatkan kesejahteraan penjahit. Upaya yang dapat direkomendasikan untuk mengurangi keluhan MSDs pada penjahit yaitu memberi jedah istirahat 10-15 menit dengan melakukan peregangan.
Copyrights © 2024