ABSTRACT: Pre Menstrual Syndrome (PMS) is a set of physical, psychological and emotional symptoms within, 7-10 days prior to menstruation. Some epidemiological studies showed that PMS are common in women of reproductive women, including university student. A variety of symptoms such as anxiety, fatigue, concentrating difficulty, lack of energy, headaches, abdominal pain, and other symptoms, including insomnia can be found in women who suffered from PMS. This research was aimed to analyze the association between PMS and insomnia within school of medicine students. It was an observational analytic study with cross - sectional approach. The population was 58 female students who met the inclusion criteria. Insomnia was assessed by Insomnia Rating Scale questionnaire. The result showed that 7 students with PMS having insomnia (29.16 %), 17 students with PMS having no insomnia (70.84 %), 5 students without PMS having insomnia (14.70 %), and 29 students with no PMS having no insomnia (85.30 %). The data were analyzed statistically by using chi-square test with 95% confidence interval. The p value was 0.184. It could be concluded that there is no significant association between PMS and insomnia in School of Medicine students of Lambung Mangkurat University. Key words : PMS, insomnia, students, School of Medicine ABSTRAK: Pre Menstrual Syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang biasanya terjadi 7-10 hari sebelum menstruasi. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa gejala PMS banyak ditemukan pada wanita usia reproduksi, termasuk salah satunya adalah mahasiswi. Berbagai gejala seperti cemas, lelah, susah konsentrasi, hilang energi, sakit kepala, sakit perut, dan gejala lainnya, termasuk insomnia dapat ditemui pada wanita yang mengalami PMS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian PMS dengan kejadian insomnia pada mahasiswi PSPD FK UNLAM. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah 58 mahasiswi PSPD FK UNLAM yang memenuhi kriteria inklusi. Kejadian insomnia ditentukan dengan menggunakan kuesioner Insomnia Rating Scale. Dari kuesioner didapatkan data mahasiswi PMS dengan insomnia sebanyak 7 orang (29,16%), mahasiswa PMS tanpa insomnia sebanyak 17 orang (70,84%), mahasiswa non PMS dengan insomnia sebanyak 5 orang (14,70%), dan mahasiswa non PMS tanpa insomnia sebanyak 29 orang (85,30%). Hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p = 0,184. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian PMS dengan kejadian insomnia pada mahasiswi penderita PMS PSPD FK UNLAM. Kata kunci: PMS, insomnia, mahasiswi, PSPD FK UNLAM
Copyrights © 2014