Sejarah peradaban Suku Batak sebagai salah satu suku dengan populasi terbanyak di Indonesia tampaknya selalu menarik untuk diketahui termasuk jejak pekabaran Injil oleh misionaris Ingwer Ludwig Nommensen di Tanah Batak. Misionaris berkebangsaan Jerman ini telah mengabdikan 56 tahun hidupnya di Tanah Batak dan menuai kesuksesan meski mendapat penolakan dari masyarakat Batak dan catatan hitam mengenai perannya dalam Perang Toba. Keberhasilan Nommensen diasumsikan karena kepiawaiannya dalam berkomunikasi dan mengambil hati masyarakat Batak di mana ia bersahabat dengan raja-raja Batak yang dimuat dalam narasi buku Tokoh Tiga Serangkai Dalam Meningkatkan Peradaban Masyarakat Batak. Narasi dalam buku tersebut terbagi atas 5 (lima) bagian berdasarkan teori struktur narasi Nick Lacey, yaitu kondisi keseimbangan dan keteraturan, gangguan (disruption) terhadap keseimbangan, kesadaran terjadi gangguan, upaya untuk memperbaiki gangguan serta pemulihan menuju keseimbangan. Keberhasilan komunikasi Nommensen merujuk pada pendekatan komunikasi lintas budaya, yaitu bahasa dan adat-istiadat Batak maupun Melayu, memahami kondisi geografis, psikis, religius dan pemerintahan di Tanah Batak serta pendekatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, pertanian, kerohanian, seni budaya, dan nilai-nilai pribadi dalam dirinya. Keberhasilan Nommensen tidak diraih dalam satu malam, melainkan melalui proses belajar yang kontinu yang dilalui dengan penuh keberanian, kasih, ketekunan serta penyerahan diri kepada Tuhan.
Copyrights © 2024