Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HITAM PUTIH KEBERHASILAN MISIONARIS NOMMENSEN DI TANAH BATAK (ANALISIS NARATIF BUKU TOKOH TIGA SERANGKAI DALAM MENINGKATKAN PERADABAN MASYARAKAT BATAK TOBA) Vita, Nadra Ideyani; Anggreini, Louise Freedyana; Barus, Remaja Putra
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62144/jikq.v6i2.361

Abstract

Sejarah peradaban Suku Batak sebagai salah satu suku dengan populasi terbanyak di Indonesia tampaknya selalu menarik untuk diketahui termasuk jejak pekabaran Injil oleh misionaris Ingwer Ludwig Nommensen di Tanah Batak. Misionaris berkebangsaan Jerman ini telah mengabdikan 56 tahun hidupnya di Tanah Batak dan menuai kesuksesan meski mendapat penolakan dari masyarakat Batak dan catatan hitam mengenai perannya dalam Perang Toba. Keberhasilan Nommensen diasumsikan karena kepiawaiannya dalam berkomunikasi dan mengambil hati masyarakat Batak di mana ia bersahabat dengan raja-raja Batak yang dimuat dalam narasi buku Tokoh Tiga Serangkai Dalam Meningkatkan Peradaban Masyarakat Batak. Narasi dalam buku tersebut terbagi atas 5 (lima) bagian berdasarkan teori struktur narasi Nick Lacey, yaitu kondisi keseimbangan dan keteraturan, gangguan (disruption) terhadap keseimbangan, kesadaran terjadi gangguan, upaya untuk memperbaiki gangguan serta pemulihan menuju keseimbangan. Keberhasilan komunikasi Nommensen merujuk pada pendekatan komunikasi lintas budaya, yaitu bahasa dan adat-istiadat Batak maupun Melayu, memahami kondisi geografis, psikis, religius dan pemerintahan di Tanah Batak serta pendekatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, pertanian, kerohanian, seni budaya, dan nilai-nilai pribadi dalam dirinya. Keberhasilan Nommensen tidak diraih dalam satu malam, melainkan melalui proses belajar yang kontinu yang dilalui dengan penuh keberanian, kasih, ketekunan serta penyerahan diri kepada Tuhan.
PENGALAMAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA RANTAU DI STIK-P MEDAN Raja, Menti; Vita, Nadra Ideyani; Barus, Remaja Putra
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 7 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62144/jikq.v7i1.512

Abstract

Perbedaan budaya terwujud dalam berbagai bentuk dalam komunikasi antarbudaya, yang memberikan pengaruh besar pada pertukaran budaya. Pertama terdapat perbedaan dalam Bahasa dan gaya komunikasi. Individu dari latar belakang budaya yang berbeda menggunakan Bahasa dan cara komunikasi yang beragam untuk mengekspresikan pikiran, emosi dan niat. Misalnya, beberapa budaya menekankan ekspresi tidak langsung, sedangkan yang lain cenderung kepada keterusterangan. Hal ini dapat menyebabkan kesalah pahaman dan kebingungan dalam komunikasi antarbudaya. Kedua perbedaan nilai dan keyakinan sangat menonjol peran, kekuasaan dan perbedaan-perbedaan ini mempengaruhi pola perilaku, proses pengambilan Keputusan dan prioritas Masyarakat. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengalaman komunikasi antar budaya mahasiswa Rantau yang sedang menempuh Pendidikan di STIK-P. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengalaman komunikasi mahasiswa Rantau saat berada di tempat baru dengan budaya baru,apa hambatannya dan bagaimana cara mereka untuk beradaptasi. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi, teori yang digunakan teori fenomenologi dari Alfred Schut dan teori adaptasi antarbudaya dari Gudykunts dan Kim. Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data yaitu observasi,wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan informan menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya melibatkan penyesuaian dan keterbukaan terhadap perbedaan, serta proses adaptasi yang memerlukan sikap positif dan penghargaan terhadap budaya lain.
PENGALAMAN KOMUNIKASI PASIEN APLIKASI HALODOC (Studi Fenomenologi Pengalaman Pasien Aplikasi Halodoc Di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan) Basalamah, Anisa; Vita, Nadra Ideyani; Barus, Remaja Putra
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62144/jikq.v7i2.636

Abstract

Penelitian ini berjudul "Pengalaman Komunikasi Pasien Aplikasi Halodoc" (Studi Fenomenologi Pengalaman Komunikasi Pasien Aplikasi Halodoc di Kota Medan). Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengalaman komunikasi pasien aplikasi halodoc di kota Medan, Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bagaimana pengalaman komunikasi pasien aplikasi halodoc di kota medan, motif pengguna dalam menggunakan aplikasi halodoc, serta apa saja hambatan dalam menggunakan aplikasi halodoc. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan teori fenomenologi dari Alfred Schutz dan teori new media dari Pierre Levy. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, melalui tujuh informan diperoleh bahwa pengalaman komunikasi pasien dalam menggunakan aplikasi halodoc beragam yaitu, pengalaman yang dirasakannya oleh pasien cukup puas terkait konsultasi online melalui Halodoc yang memberikan mereka kemudahan dan kenyamanan, serta disisi lain sebagian pengguna merasa belum puas karena konsultasi hanya dilakukan secara online, motif pasien menggunakan aplikasi halodoc yaitu memudahkan konsultasi mengenai kesehatan tanpa harus pergi kerumah sakit, serta ingin mengetahui gejala awal yang dialaminya untuk mendapatkan kesembuhan. Hambatan dalam menggunakan aplikasi halodoc yaitu, sebagian pengguna Kesulitan dalam menyampaikan keluhan secara detail karena hanya dilakukan secara online tanpa adanya tatap muka langsung kepada dokter, dan waktu konsultasi yang sering dianggap terlalu singkat untuk membahas keluhan secara mendalam.