This research aims to capture the cultural meaning of Pasiduoan profit sharing. The approach used is ethnography with research sites in the Sungai Pua Nagari community, West Sumatra. The data collection technique was carried out using observation-participation, the researcher became part of the research site and conducted open and in-depth interviews. The Pasiduoan profit-sharing system does not rely on notes like modern accounting but instead trusts and verbally becomes the language of accounting. Other values in this practice are in line with the basic principles of KDPPLKS, namely ukhuwah, justice, benefit, balance, and universalism. This research is the first to discuss the profit-sharing system in Minangkabau society. Abstrak: Sistem Bagi Hasil Syariah Budaya Pasiduoan pada Praktik Akuntansi Pertanian Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk menangkap makna budaya bagi-hasil Pasiduoan. Pendekatan yang digunakan adalah etnografi dengan situs penelitian pada masyarakat nagari Sungai Pua, Sumatera Barat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan obeservasi-partisipasi, peneliti melebur menjadi bagian dari situs penelitian dan wawancara secara terbuka dan mendalam. Sistem bagi hasil Pasiduoan tidak mengandalkan catatan sepeti akuntansi modern melainkan dengan kepercayaan dan lisan mejadi bahasa akuntansi. Nilai-nilai lainnya dalam praktik ini sejalan dengan pirnsip dasar KDPPLKS yaitu jalinan ukhuwah, keadilan kemashlahatan, keseimbangan dan universalime.Penelitian ini menjadi yang pertama pertama membahas mengenai sistem bagi hasil di Masyarakat Minangkabau.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024