Latar Belakang : Stunting adalah kekurangan gizi kronis yang didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (z- score) kurang dari -2 SD. Stunting berisiko meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan dan kemamuan kognitif pada masa anak-anak, bahkan kematian. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kejadian stunting pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cimanggu tahun 2022. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan desain case-control. Populasi penelitian adalah seluruh bayi baru lahir pada tahun 2022. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dengan total 166 orang. Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil : Menunjukkan ibu yang mengalami hipertensi saat hamil sebanyak 19 orang (11,4%), anemia 46 orang (27,7%), berisiko KEK 31 orang (18,7%), memiliki tinggi badan <150 cm sebanyak 42 orang (25,3%), dan melahirkan dengan jarak kelahiran ≤ 2tahun sebanyak 21 orang (12,7%). Terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian stunting yaitu hipertensi dalam kehamilan (p-value = 0,028 (bivariat); 0,064 (multivariat)), anemia (p-value = 0,037 (bivariat); 0,047 (multivariat)), risiko KEK (p-value = 0,028 (bivariat); 0,024 (multivariat)), dan tinggi badan ibu (p-value = 0,000 (bivariat); 0,001 (multivariat). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dalam kehamilan, status anemia, risiko KEK, dan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada bayi baru lahir. Saran diperlukannya peningkatan pengetahuan tentang bahayanya stunting, dan cara pencegahannya demi perkembangan bayi yang baik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024