Jurnal Studia Legalia
Vol. 5 No. 01 (2024): Journal of Studia Legalia

TINJAUAN HUKUM KOLUSI DOKTER DENGAN MEDICAL REPRESENTATIVE (DETAILER) DALAM RANGKA SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN PKRT (PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN

Sushanty, Vera Rimbawani (Unknown)



Article Info

Publish Date
13 May 2024

Abstract

ABSTRAK Tujuan penulisan ini adalah memaparkan maraknya tindakan main mata atau kolusi antara dokter dengan medical representative (detailer). Dokter diiming-imingi dengan berbagai macam bentuk gratifikasi misalnya uang, tiket perjalanan wisata, barang dan lain-lain. Tindakan dokter yang mengikuti permainan medical representative (detailer) ini tentunya membawa dampak yang tidak menyenangkan di pihak pasien, harga sediaan farmasi dan alat kesehatan menjadi berlipat-lipat, dokter terkesan asal meresepkan yang penting target yang ditetapkan bisa terwujud. Perusahaan farmasi memasukkan anggaran untuk menyuap dokter ini sebagai bagian dari biaya produksi sehingga harga yang diterima masyarakat menjadi mahal. Sebenarnya telah banyak aturan untuk membendung praktik tidak terpuji ini, mulai dari Kode Etik Kedokteran Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, KUHP, Kode Etik Perusahaan Farmasi dan lainnya namun belum efektif menghentikannya. Bahkan di Undang-Undang Kesehatan terbarupun sanksi yang dikenakan masih sebatas sanksi yag bersifat administratif. Penelitian ini adalah penelitian normatif yang menggunakan bahan hukum berupa buku teks, peraturan perundang-undangan, internet, dan lainnya. Berdasarkan bahan-bahan yang telah terkumpul, diolah, dianalisa dan ditarik suatu kesimpulan. Kata kunci: dokter, kolusi, medical representative ABSTRACT The purpose of this writing is to explain the rampant acts of flirting or collusion between doctors and medical representatives (detailers). Doctors are lured with various forms of gratification, for example money, tourist tickets, goods and so on. The actions of doctors who take part in the medical representative (detailer) game certainly have an unpleasant impact on the patient's side, the price of pharmaceutical preparations and medical devices doubles, doctors are impressed that as long as they prescribe, the important thing is that the targets set can be achieved. Pharmaceutical companies include budgets to bribe these doctors as part of production costs so that the prices received by the public become expensive. In fact, there are many regulations to stem this disgraceful practice, starting from the Indonesian Medical Code of Ethics, Minister of Health Regulations, Consumer Protection Law, Criminal Code, Code of Ethics for Pharmaceutical Companies and others, but they have not been effective in stopping it. Even in the latest Health Law, the sanctions imposed are still limited to administrative sanctions. This research is normative research that uses legal materials in the form of textbooks, statutory regulations, the internet, and others. Based on the materials that have been collected, they are processed Key words: doctor, collusion, medical representative

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

studialegalia

Publisher

Subject

Law, Crime, Criminology & Criminal Justice

Description

Jurnal Studia Legalia adalah jurnal hukum akses terbuka dan pre-review, diterbitkan dua kali setahun Mei dan November. Studia Legalia didirikan oleh Forum Kajian dan Penelitian Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (Brawijaya University). Jurnal ini mencakup perkembangan hukum di domestik dan ...