Peningkatan jumlah penduduk yang signifikan berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan yang semakin sempit di Kota Surabaya. Kejadian peralihan fungsi sektor pertanian menjadi sektor non-pertanian yang memiliki nilai ekonomis semakin meningkat, dan kurangnya minat masyarakat terhadap pengetahuan tentang teknologi pertanian semakin membuat masyarakat terasa asing pada bidang pertanian. Meningkatnya jumlah penduduk membuat permintaan bahan pangan hasil panen juga meningkat. Namun, ketersediaan lahan pertanian yang terus menurun di Kota Surabaya. Teknologi, Vertical farming menjadi metode yang banyak di gunakan pada pertanian. Tipe Controlled Environment Agriculture merupakan bentuk pertanian berbasis hydroponic yang dapat tumbuh dalam lingkungan terkendali untuk mengoptimalkan praktik hortikultura. Sehingga memerlukan desain bangunan yang bisa meningkatkan kapasitas hasil pertanian dalam suatu luas lahan yang semakin sempit. Perancangan bangunan harus selaras dengan penyediaan fasilitas pada lahan yang dapat membantu dalam mengedukasi masyarakat pada umumnya, dan masyarakat akademik pada khususnya, serta sebagai atraksi wisata yang menarik bagi masyarakat. Metode desain arsitektural yang digunakan adalah studi banding terkait objek fasilitas pertanian, tema metafora, dan tatanan terkait aspek arsitektural. Untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan (sayur dan buah) yang berkualitas dengan keterbatasan lahan, bangunan pusat pertanian dilengkapi dengan fasilitas edukasi dan rekreasi dengan Tema Metafora Intangible Fisiologis Daun. Konsepsi manifestasi daun yang identik dengan metabolisme tanaman, dengan meninjau karakter fungsi bangunan, diterapkan lebih lanjut dan detail pada bangunan melalui konsep Gerak Ria “Setangkai Daun” dan “Fisiologis Daun” pada tatanan lahan terkait zoning dan sirkulasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023