Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Vol. 8 No. 2 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry

KRITERIA PEMANFAATAN RUANG BUNDARAN WARU SURABAYA DALAM MENDUKUNG KEHIDUPAN PERKOTAAN YANG KEBERLANJUTAN

Bararatin, Kirami (Unknown)
Hayati, Arina (Unknown)



Article Info

Publish Date
26 Apr 2024

Abstract

Misinterpreting the relationship between economic and environmental aspects of urban development can lead to excessive physical expansion at the expense of quality urban spaces, including green areas. In Surabaya, despite its active infrastructure development, there has been a reduction in green open spaces and the emergence of 'leftover' spaces requiring extensive redesign efforts. One notable example of lost space in Surabaya is Bundaran Waru, strategically positioned as a prominent entrance point and serving as a critical node for primary arterial road intersections. Bundaran Waru presents a unique opportunity to enhance Surabaya's positive image. This study aims to explore innovative ideas for harnessing the potential of Bundaran Waru's lost space, contributing to the city across multiple dimensions, including aesthetics, social dynamics, economics, and ecology, among others. The research begins with a literature review to identify suitable typologies for open spaces based on the primary function of arterial roads. The second phase involves direct observations to collect physical data, assess potential, and identify challenges. Subsequently, a descriptive qualitative analysis of the collected data is conducted to formulate design criteria rooted in the principles of public space design. The research findings underscore the strong potential of this space as a passive green open area capable of encapsulating the essence and identity of Surabaya. Keywords: lost space, green open space, ecology, arterial road, identity Kesalahan dalam menafsirkan hubungan antara aspek ekonomi dan lingkungan dalam pembangunan perkotaan dapat mengakibatkan perkembangan infrastruktur kota yang mengorbankan potensi ekologis ruang perkotaan, salah satu yang dikorbankan adalah ruang terbuka hijau. Di Surabaya, pengembangan infrastruktur terjadi secara pesat namun disatu sisi menyebabkan pengurangan ruang terbuka hijau dan munculnya ruang yang terbengkalai (lost space) yang memerlukan upaya perancangan ulang yang intensif. Salah satu contoh ruang terbengkalai di Surabaya adalah Bundaran Waru yang berlokasi di titik strategis tepatnya di area pintu masuk utama kota dan berfungsi sebagai persimpangan kritis antar jalan-jalan arteri utama. Berdasarkan posisinya tersebut, Bundaran Waru memiliki peluang unik dalam meningkatkan citra positif kota Surabaya. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif dalam memanfaatkan potensi ruang Bundaran Waru agar dapat memberikan kontribusi positif dalam berbagai dimensi, baik estetika, sosial, ekonomi, dan ekologi. Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur untuk mengidentifikasi tipologi pemanfaatan ruang yang sesuai berdasarkan fungsi utama lingkungan sekitar. Fase kedua melibatkan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data fisik, menilai potensi, dan mengidentifikasi tantangan. Selanjutnya, analisis deskriptif kualitatif dari data yang terkumpul dilakukan untuk merumuskan kriteria desain. Temuan penelitian menegaskan bahwa pemanfaat ruang Bundaran Waru berdasarkan potensi lingkungan diarahkan sebagai area terbuka hijau pasif yang mampu mencerminkan esensi dan identitas kota Surabaya.  Kata Kunci: ruang terbengkalai, ruang terbuka hijau, ekologi, identitas kota

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

AKSEN

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

This bi-annual journal published every April and October, managed by the Interior Architecture Department of Ciputra University. AKSEN-Journal of Design & Creative Industry invites professionals in the academic world, practitioners, researchers, and students to disseminate the latest ideas and ...