Prevalensi luka bakar masih menjadi perhatian kaitannya dengan perubahan fisik pasca luka bakar yakni contractures, hypertrophic scar dan keloid yang menurunkan fungsi, kualitas hidup dan estetika kulit. Herba pegagan (Centella asiatica) melalui senyawa triterpen telah dikenal untuk mempercepat luka bakar. Namun, sifat senyawa triterpen yang polar identik dengan keberadaan klorofil dan senyawa lainnya yang sulit dipisahkan. Masih adanya kontroversi terkait protein yang berperan dalam kesembuhan luka bakar membutuhkan kajian untuk menentukan protein potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi metode baru pada ekstraksi herba pegagan menggunakan karbon aktif serja kajian farmakologi jejaring untuk menentukan protein potensial. Herba pegagan diekstraksi menggunakan metode maserasi pada pelarut metanol dan dilanjutkan dengan penambahan karbon aktif. Hasil purifikasi diidentifikasi menggunakan KLT dengan fase gerak kloroform: asam asetat glasial: metanol: akuades (60:32:12:8 v/v) dan pereaksi semprot anisaldehid-asam sulfat. Kajian farmakologi jejaring dilakukan secara in silico untuk mengkaji interaksi protein-protein dan senyawa-protein berkaitan dengan luka bakar. Hasil skrining fitokimia menunjukkan keberadaan asaticoside pada ekstrak terpurifikasi dan maserat dengan nilai Rf yang relatif identik. Senyawa non aromatik berperan dalam mempercepat kesembuhan luka bakar dengan mempengaruhi protein IL1β, IL6, MAPK8, PTGS2, NOX4, IFN-γ, NFKB1, TGFβ1, MMP13, dan TNF.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024