Kabupaten Gresik merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan potensi besar untuk dapat meningkatkan ekonomi daerah terutama dari sektor industri. Pada Daerah Driyorejo dan Lakarsantri telah dibangun banyak area pabrik serta lahan perumahan baru yang menyebabkan peningkatan volume kendaraan. Kemacetan pada jam puncak sering terjadi di ruas jalan yang menghubungkan Akses Tol Driyorejo dengan Kecamatan Lakarsantri di perbatasan Surabaya – Gresik akibat menumpuknya kendaraan dari Tol Mojokerto-Surabaya dengan kendaraan yang melintas dari Driyorejo menuju Lakarsantri. Kemacetan ini diharapkan dapat terurai apabila jalan kolektor primer eksisting dapat terhubung dengan jalan arteri primer yaitu Jalan Nasional Trosobo, Kabupaten Sidoarjo yang terletak di sebelah Selatan. Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah merancang Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) yang berakhir di Jalan Raya Lakarsantri. Maka dari itu, makalah ini akan menganalisis kelayakan perpanjangan ruas JLLB Surabaya dari perbatasan Surabaya – Gresik, menghubungkan Akses Tol Driyorejo dengan jalan arteri primer antarkota, Jalan Nasional Trosobo di Kabupaten Sidoarjo, dengan harapan dapat mengurai kemacetan jam puncak yang terjadi. Pada makalah ini dihitung derajat kejenuhan (DJ) yang menentukan besar Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu without dan with project sampai tahun 2045. Dilakukan trip assignment untuk memperkirakan perpindahan kendaraan yang terjadi dari jalur eksisting ke rencana serta dapat diperoleh perbedaan kondisi lalu lintas without project dari jalan eksisting sebelum pembangunan jalan dengan kondisi lalu lintas with project yang menghasilkan penghematan BOK dan nilai waktu. Sehingga dapat diketahui kelayakan perpanjangan ruas JLLB dari perbatasan Surabaya – Gresik menuju Jalan Trosobo, Sidoarjo ditinjau dari aspek ekonomi. Dari hasil analisis didapatkan penurunan DJ jalan eksisting pada tahun 2025, penghematan BOK sebesar Rp 141.948.801.208 dan pengehematan nilai waktu sebesar Rp 83.726.609.782. Biaya investasi total sebesar Rp 866.224.093.630. Sehingga hasil nilai BCR = 6,969 > 1, nilai NPV = Rp 6.532.209.193.607 > 0, dan nilai EIRR = 35,9122% > 4,55%.
Copyrights © 2023