Saat ini reefer container 20 ft dan 40 ft diperkirakan memiliki konsumsi energi sekitar 3,6 kW per TEU. Reefer container biasanya menggunakan sistem refrigerasi konvensio-nal siklus kompresi uap satu tingkat yang mana temperatur ruangan pendingin yang dapat dihasilkan untuk operasional normal adalah sekitar -20˚ C. Untuk meningkatkan kemampu-an dan variasi muatan yang dapat dimuat oleh reefer container, dalam penelitian ini sistem refrigerasi konvensional akan diubah dengan sistem refrigerasi cascade. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem refrigerasi cascade serta menganalisis kinerja sistem refrigerasi cascade. Berdasarkan hasil penelitian, perancangan sistem refrigerasi cascade hanya mampu mencapai suhu ruang -110C. Hasil percobaan pada sistem refrigerasi cascade tanpa beban, waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu ruang hingga -110C adalah 6 jam 59 menit dengan rata-rata high pressure HS sebesar 12,10 bar, low pressure HS sebesar 3,05 bar, high pressure LS sebesar 5,32 bar, dan low pressure LS sebesar 2,37 bar. Sedangkan pada sistem refrigerasi cascade dengan beban, waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu ruang hingga -11 0C adalah 13 jam 16 menit dengan rata-rata high pressure HS sebesar 12,13 bar, low pressure HS sebesar 3,64 bar, high pressure LS sebesar 5,39 bar, dan low pressure LS sebesar 2,41 bar. Sementara itu, pada sistem refrigerasi konvensional single stage tanpa beban, waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu hingga -11 0C adalah 2 jam 45 menit dengan rata-rata low pressure sebesar 3,3 bar dan high pressure sebesar 16,7 bar. Sedangkan pada sistem refrigerasi konvensional single stage dengan beban adalah 10 jam 30 menit dengan rata-rata low pressure sebesar 3,4 bar dan high pressure sebesar 17,4 bar. COP sistem refrigerasi cascade adalah sebesar 3,125. COP sistem refrigerasi konvensional single stage adalah sebesar 0,972.
Copyrights © 2023