Kearifan lokal pulau Bali memiliki daya tarik tinggi di sektor pariwisata. Seiring perkembangannya, terjadi pergeseran minat pengunjung yang semakin meningkat terhadap pengalaman “back to nature”. Salah satu bentuk pariwisata yang kini berkembang yakni desa wisata diiringi dengan konsep ekowisata. Subak Uma Lambing berpotensi dikembangkan sebagai ekowisata dengan penerapan arsitektur hijau untuk meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif didukung dengan data grafis terkait Subak Uma Lambing Desa Sibang Kaja. Penelitian ini mengidentifikasi isu lingkungan, potensi budaya, dan alam di Subak Uma Lambing sebagai acuan desain. Hasil perancangan ini berfokus pada efisiensi energi dan air, penggunaan material ramah lingkungan, serta integrasi dengan alam dan budaya di Subak Uma Lambing sehingga tercipta kawasan ekowisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Rancangan Subak Uma Lambing mengutamakan sirkulasi ramah lingkungan dengan jogging track terbebas dari kendaraan bermotor pengunjung. Bangunan dibuat menggunakan material ramah lingkungan, beberapa desainnya juga mengaplikasikan sistem knock-down, sehingga dapat mendukung prinsip reuse dan renewable. Energi diperoleh dari panel surya dan lampu hemat energi, desain bangunan menerapkan open concept yang memaksimalkan cahaya alami dan sirkulasi udara. Konservasi air diterapkan melalui sistem penampungan air hujan dan lubang biopori. Desain ini menciptakan ekowisata berkelanjutan yang harmonis dengan alam dan budaya setempat.
Copyrights © 2024