Telah dilakukan penelitian untuk mengukur tingkat klierens 14 unit shell beton 950 L milik Instalasi Pengelolaan Limbah Radioaktif, Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran, Badan Riset dan Inovasi Nasional (IPLR-DPFK BRIN). Shell-shell beton tersebut merupakan paket hasil olahan konsentrat evaporasi limbah radioaktif cair yang dikondisioning dengan teknik sementasi. Jika telah memenuhi tingkat klierens, maka shell-shell beton tersebut dapat dibebaskan dari pengawasan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) melalui mekanisme klierens sehingga pada akhirnya dapat menambah ruang kosong di gedung penyimpanan sementara limbah radioaktif. Penelitian dilakukan dengan mengukur laju dosis radiasi, tingkat kontaminasi permukaan, dan konsentrasi aktivitas radionuklida pemancar α, β, dan ϒ untuk menentukan tingkat klierens. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa laju dosis tertinggi 0,15 µSv/jam, tingkat kontaminasi permukaan tertinggi sebesar 0,0148 Bq/cm2 untuk radionuklida pemancar α dan 0,0935 Bq/cm2 untuk radionuklida pemancar β. Nilai tingkat klierens radioaktivitas unit shell beton 950 L yang diuji berkisar antara 0,47020 – 0,66730. Mengacu pada Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 16/2012 tentang Tingkat Klierens, kandungan radionuklida dalam shell-shell beton 950 L yang diuji telah mencapai tingkat klierens. Pembuangan klierens terhadap 14 unit shell beton tersebut sangat mungkin untuk dilakukan karena shell-shell beton tersebut tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Perkiraan dosis radiasi yang akan diterima oleh kelompok kritis, tidak akan melebihi 10 µSv per tahun.
Copyrights © 2023