Latar belakang: Indonesia termasuk lima negara yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan persentase penggunaan antimikroba pada 2030, sejalan dengan prevalensi resistensi antimikroba di Indonesia yang relatif meningkat. Merujuk pada pengelompokan antibiotik kategori AWaRe (Access, Watch, Reserve), amoksisilin masuk pada kelompok ACCESS yang mana dapat diakses secara luas di lini pertama atau semua fasilitas pelayanan kesehatan dan digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri yang umum terjadi, juga memiliki kekuatan dan potensi dari dampak AMR (Antimicrobial Resistance). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketepatan dosis amoksisilin yang masuk di Apotek K-24 Pasar Minggu. Metode: Penelitian menggunakan metode retrospektif dengan jumlah 100 resep sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, yang kemudian dibandingkan dengan literatur Buku Antibiotik WHO AWaRe (Access, Watch, Reserve), Medscape dan MIMS 2023. Data yang diperoleh dianalisis dengan perangkat lunak analisis statistik IBM SPSS 26 dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan persentase ketepatan dosis sebesar 82% dan ketidaktepatannya sebesar 18%. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa pasien yang mendapatkan terapi antibiotik amoksisilin di Apotek K-24 Pasar Minggu paling banyak dari usia dewasa (19-59 tahun), dengan berat badan lebih dari 20 kg. Ketepatan dosis diketahui memiliki hubungan signifikan dengan usia (0,047), tidak memiliki hubungan signifikan dengan berat badan (0,298), dan parameter ketepatan dosis yaitu tepat jumlah (0,000), tepat cara pemberian (constant), tepat frekuensi pemberian (0,000), tepat takaran dosis (0,000), tepat lama pemberian (0,000). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan dosis di Apotek K-24 Pasar Minggu, dan pemahaman penyedia obat atau tenaga vokasi kefarmasian di layanan Kesehatan
Copyrights © 2024