Tradisi sembahyang rebut merupakan tradisi kepercayaan umat Konghucu sebagai tradisi sembahyang arwah leluhur yang diselenggarakan pada tanggal 15 bulan ke tujuh. Perayaan ini dipercaya oleh masyarakat pada bulan ini pintu alam baka/neraka akan terbuka dan arwah yang berada didalamnya akan turun ke dunia manusia dan pulang ke keluarga masing-masing. Dalam penelitian ini juga akan melihat bagaimana makna yang terkandung melalui komunikasi verbal dan non-verbal yang terkandung dalam tradisi sembahyang rebut yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teori circuit of culture yang akan diimplementasikan dalam tradisi sembahyang rebut dengan melihat representasi, identitas, regulasi, konsumsi, dan produksi yang dimiliki dan hubungannya dalam setiap prosesi tradisi sembahyang rebut. Hasil dari penelitian diperoleh wujud penghormatan kepada leluhur dan Thien berdasarkan dengan firman yang tertulis dalam agama Konghucu.
Copyrights © 2024