Artikel ini mengkaji fenomena dramaturgi para pemain role-play yang melahirkan dualisme identitas, yakni identitas virtual di media sosial dan identitas nyata dalam kehidupan yang sebenarnya. Korean Wave merupakan gejala globalisasi kebudayaan yang berasal dari Korea Selatan. Aktivitas baru yang dimunculkan berkat adanya gelombang K-Pop adalah Role-Play. Role-Play adalah permainan peran yang dilakukan di dunia maya oleh sekelompok penggemar artis K-Pop. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan netnografi simbolis. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara-mendalam (kepada 10 informan), dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dramaturgi dari Erving Goffman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pemain role-play memiliki identitas ganda (dualisme identitas), yakni identitas virtual palsu di media sosial, dan identitas asli dalam kehidupan sehari-hari. Para pemain role-play di Telegram melakukan praktik dramaturgi dengan cara berkamuflase dan menutup identitas bahwa mereka adalah pemain role-play, terutama dihadapan orang-orang yang ada di kehidupan nyata. Penelitian ini juga menemukan bahwa para pemain role-play memainkan permainan tersebut dikarenakan mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan di dalam kehidupan nyata. Para pemain role-play sengaja melakukan kamuflase dikarenakan takut jika dianggap aneh karena menggemari dunia K-Pop, karena tidak semua orang dapat menerima budaya baru yang berasal dari luar.
Copyrights © 2024