Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengembangan Infrastruktur Community Based Tourism (CBT) Wisata Halal Berbasis Ekowisata Bahari di Pulau Gili Labak, Madura Hidayat, Medhy Aginta; Dzulkarnain, Iskandar
Jurnal Abdimas Pariwisata Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Abdimas Pariwisata
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini bertujuan menyajikan desain pengembangan infrastruktur desa wisata halal berbasis ekowisata bahari di Pulau Gili Labak, Kabupaten Sumenep. Salah satu destinasi wisata unggulan di Madura adalah Pulau Gili Labak yang berada di Kabupaten Sumenep. Sayangnya, di balik keindahannya yang memesona, kawasan wisata tersebut belum dikembangkan secara optimal. Sejumlah kelemahan infrastruktur masih menjadi kendala untuk menarik lebih banyak wisatawan. Penelitian ini berfokus pada pandangan dan pemikiran para pemangku kepentingan di Pulau Gili Labak dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terarah. Data sekunder dikumpulkan melalui literatur, berita media, dokumentasi dan foto. Penelitian ini menemukan bahwa faktor dukungan pemerintah menjadi kunci dalam upaya pengembangan infrastruktur desa wisata halal berbasis ekowisata bahari di Pulau Gili Labak. Dukungan pemerintah tidak hanya diharapkan dalam bentuk dukungan finansial, tetapi juga dalam bentuk penyusunan kebijakan dan aturan hukum, pemilihan destinasi wisata prioritas, penyusunan program wisata rutin yang terintegrasi, dan penyelenggaraan program promosi wisata Gili Labak ke luar Madura.
Hiperrealitas Pembaca pada Utas Alternative Universe Boys Love Karakter Anime Chainsaw Man di X (Twitter) Nikmah, Niken Nur Khilatun; Hidayat, Medhy Aginta
Journal of Urban Sociology Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jus.v1i1.3397

Abstract

This study aims to uncover the hyperreality conditions experienced by some readers when reading the alternative universe boys love threads of the Chainsaw Man anime characters of the X (Twitter) accounts @haezellatos and @devilsmete. The method used in this research is a qualitative method using a netnographic approach. In addition, the researchers used interviews, observations and documents to collect data. This research uses snowball sampling technique and triangulation of data sources as a technique to check the validity of the data. The results of this study indicate that the alternative universe boys love thread in the Chainsaw Man anime character X (Twitter) accounts @haezellatos and @devilsmete creates a hyperreality condition in readers. This is due to readers being unable to distinguish between the artificial reality, namely the alternative universe boys love thread of the Chainsaw Man anime character, and the original reality, namely the Chainsaw Man anime. Finally, what is experienced by the reader creates hyper-reality conditions and hyper-sensitivity conditions, where artificial reality and original reality merge into one, causing the reader to experience hyper-reality in the alternative universe boys love anime character Chainsaw Man thread.Keywords: alternative universe, anime, boys love, hyperreal, X (Twitter)
Studi Netnografi Deteritorialisasi Budaya Hallyu di Kalangan Penggemar Drama Korea Maulidya, Meita Nur; Hidayat, Medhy Aginta
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v9i2.69289

Abstract

Artikel ini bertujuan mengkaji fenomena deteritorialisasi budaya Hallyu di kalangan penggemar drama Korea pada grup Facebook K-Drama Lovers Indonesia. Budaya Hallyu yang tersebar luas melalui proses globalisasi membuat batas-batas geografis negara dan budaya menjadi semakin samar dan menyebabkan fenomena yang dikenal sebagai deteritorialisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan netnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan e-observasi, wawancara online dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teori difusi budaya dari Everett Rogers. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses deteritorialisasi budaya Hallyu terutama melalui penayangan drama Korea (K-Drama) telah mendorong terjadinya difusi budaya antara budaya lokal Indonesia dan budaya Hallyu Korea dimana budaya Korea cenderung lebih dominan dibanding budaya Indonesia. Kesimpulan penting penelitian ini adalah bahwa penyebaran budaya Hallyu di kalangan penggemar drama Korea di Indonesia telah menghasilkan dampak deteritorialisasi budaya dimana salah satu ekses negatifnya dapat mengancam eksistensi budaya-budaya lokal Indonesia. Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktis perihal perlunya upaya menjaga eksistensi budaya-budaya lokal Indonesia dengan memanfaatkan teknologi dan media-sosial di tengah fenomena deteritorialisasi melalui tayangan-tayangan budaya populer, tidak hanya dari Korea, yang semakin sulit dihindari.
Dinamika Modal Sosial dan Peran ‘Ebhu Ajjhi’ (Ibu Haji) dalam Masyarakat Pedesaan di Bangkalan dan Sampang Rohmah, Naily Arini Izzati; Hidayat, Medhy Aginta
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v9i2.69604

Abstract

Artikel ini bertujuan mengkaji dinamika modal sosial yang disandang oleh ibu haji (Ebhu Ajjhi) di Madura dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial dan peran mereka dalam masyarakat, khususnya di daerah pedesaan Bangkalan dan Sampang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara-mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah para ibu haji yang tinggal di daerah pedesaan Madura. Data dianalisis dengan teori modal sosial dari Robert Putnam. Penelitian ini menemukan bahwa ibadah haji, dan juga gelar haji, merupakan salah satu modal sosial penting dalam struktur sosial budaya masyarakat Madura. Gelar haji di Madura menjadi modal sosial berharga karena si pemilik gelar dapat menyandang status sosial yang lebih tinggi, membuka peluang membangun jaringan sosial baru dan meningkatkan kepercayaan dalam masyarakat. Penelitian ini juga menemukan bahwa ternyata haji perempuan (Ebhu Ajjhi) di Madura cenderung kurang mendapatkan peran sosial, ekonomi dan budaya yang sama seperti yang didapatkan oleh haji laki-laki (Ajjhi). Penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya patriarki yang kuat dan ketidaksetaraan gender menjadi faktor utama yang membuat peran Ebhu Ajjhi di pedesaan Madura masih terbatas di sektor domestik. Hasil penelitian ini menggarisbawahi pentingnya upaya mewujudkan ide kesetaraan gender dan pemberdayaan peran gender bagi kaum perempuan di daerah pedesaan Madura.
Dramaturgi Identitas Virtual Pemain Role-Play: Studi Netnografi Penggemar K-Pop pada Grup Telegram RVS Chofsho, Mardiyana; Hidayat, Medhy Aginta
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v9i1.19897

Abstract

Artikel ini mengkaji fenomena dramaturgi para pemain role-play yang melahirkan dualisme identitas, yakni identitas virtual di media sosial dan identitas nyata dalam kehidupan yang sebenarnya. Korean Wave merupakan gejala globalisasi kebudayaan yang berasal dari Korea Selatan. Aktivitas baru yang dimunculkan berkat adanya gelombang K-Pop adalah Role-Play. Role-Play adalah permainan peran yang dilakukan di dunia maya oleh sekelompok penggemar artis K-Pop. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan netnografi simbolis. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara-mendalam (kepada 10 informan), dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dramaturgi dari Erving Goffman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pemain role-play memiliki identitas ganda (dualisme identitas), yakni identitas virtual palsu di media sosial, dan identitas asli dalam kehidupan sehari-hari. Para pemain role-play di Telegram melakukan praktik dramaturgi dengan cara berkamuflase dan menutup identitas bahwa mereka adalah pemain role-play, terutama dihadapan orang-orang yang ada di kehidupan nyata. Penelitian ini juga menemukan bahwa para pemain role-play memainkan permainan tersebut dikarenakan mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan di dalam kehidupan nyata. Para pemain role-play sengaja melakukan kamuflase dikarenakan takut jika dianggap aneh karena menggemari dunia K-Pop, karena tidak semua orang dapat menerima budaya baru yang berasal dari luar.
Front Page Simulacra, Volume 7, Issue 2, November 2024 Hidayat, Medhy Aginta
SIMULACRA: JURNAL SOSIOLOGI Vol 7, No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/sml.v7i2.28141

Abstract

Back Cover Simulacra, Volume 7, Issue 2, November 2024 Hidayat, Medhy Aginta
SIMULACRA: JURNAL SOSIOLOGI Vol 7, No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/sml.v7i2.28142

Abstract

Front Cover Simulacra, Volume 7, Issue 2, November 2024 Hidayat, Medhy Aginta
SIMULACRA: JURNAL SOSIOLOGI Vol 7, No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/sml.v7i2.28140

Abstract

TikTok, Identitas Sosial dan Stereotip Negatif Etnik Madura di Kalangan Gen-Z Purnamawati, Nafila; Hidayat, Medhy Aginta; Wahyuningsih, Sri
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.58534

Abstract

ABSTRAK  Artikel ini mengkaji fenomena pembentukan dan penguatan stereotip negatif terhadap etnik Madura melalui TikTok di kalangan Generasi Z. Dengan menggunakan metode penelitian mixed methods dan pendekatan fenomenologi, penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, dan Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara-mendalam dan kuesioner. Teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann menjadi kerangka analisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TikTok berperan signifikan dalam membentuk dan memperkuat stereotip negatif terhadap etnik Madura di kalangan Generasi Z, seperti dalam konten-konten yang diproduksi oleh akun @FuadSasmitha dan @Boger_Bocor93meledak_Bum. Dari total 108 responden dalam penelitian ini, 73 responden atau 67,9% menyetujui pernyataan bahwa konten-konten TikTok saat in menjadi sumber rujukan utama pembentukan dan penguatan citra dan stereotip negatif terhadap etnik Madura. Lebih jauh, hasil wawancara dengan 20 informan dalam penelitian ini menegaskan bahwa stereotip negatif terhadap etnik Madura turut mempengaruhi hubungan antaretnik, memperlebar jarak sosial, menumbuhkan bias, prasangka negatif dan diskriminasi terhadap kelompok etnik Madura. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa di kalangan Gen-Z TikTok bukan hanya sekadar pelantar (platform) hiburan, melainkan juga berperan sebagai media yang mempengaruhi konstruksi sosial negatif terhadap etnik tertentu, dengan implikasi pada pelemahan kohesi sosial dan hubungan antaretnik di dalam masyarakat. Kata Kunci: Media Sosial, TikTok, Stereotip Etnik, Gen-Z, Madura ABSTRACT This article examines the phenomenon of the formation and reinforcement of negative stereotypes against the Madurese ethnic group through TikTok among Generation Z. Using mixed methods and a phenomenological approach, this research was conducted in Kamal District, Bangkalan Regency, and Lenteng District, Sumenep Regency. Data were collected through observation, in-depth interviews and questionnaires. The social construction theory of Peter L. Berger and Thomas Luckmann became the main analytical framework in this study. The results of this study show that TikTok plays a significant role in shaping and reinforcing negative stereotypes of ethnic Madurese among Generation Z, such as in the content produced by the accounts @FuadSasmitha and @Boger_Beak93meledak_Bum. Of the total 108 respondents in this study, 73 respondents or 67.9% agreed with the statement that TikTok content is currently the main source of reference for the formation of negative images and stereotypes of ethnic Madurese. Furthermore, the results of interviews with 20 informants in this study confirmed that negative stereotypes of the Madurese ethnic group also affect inter-ethnic relations, widen social distance, foster negative prejudice and discrimination against Madurese ethnic group. The findings of this study indicate that among Gen-Z TikTok is not just an entertainment platform, but also acts as a medium that influences negative social construction of certain ethnicities, with implications for weakening social cohesion and interethnic relations in society.  Keywords: Social Media, TikTok, Ethnic Stereotypes, Gen-Z, Madura
Transformasi perilaku sosial komunitas street punk: perspektif teori strukturasi dalam model rehabilitasi sosial Dinsospermasdes Kabupaten Jepara Arisqi, Aliffia Yuli; Hidayat, Medhy Aginta
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v8i2.18014

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis teori strukturasi terhadap model rehabilitasi yang diberikan oleh (Dinsospermasdes) dalam perubahan perilaku sosial yang terjadi pada Komunitas Street Punk Jepara. Komunitas Street Punk Jepara ini merupakan salah satu Komunitas punk terbesar di Kabupaten Jepara yang mendapat model rehabilitasi oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa khusunya dalam tim Rehabilitasi Perlindungan dan Jaminan Sosial (RPJS). Dengan adanya bentuk model rehabilitasi yang diberikan membuat proses perubahan perilaku sosial terjadi pada Komunitas Street Punk Jepara. Metode pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi sata, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Metode keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Peneliti ini menggunakan teori strukturasi oleh Anthony Ginddens, dengan hasil dari penelitiannya adalah Model Rehabilitasi lanjutan yaitu dengan peran agen sebagai perilaku sosial, dan peran struktur adalah fasilitasi agensi dalam suatu tindakan yang telah dilakukan.