Barong Kedingkling juga sering disebut dengan Barong Blas-blasan, yang berarti mablat-blatan (terpisah-pisah), merupakan cabang seni suatu pertunjukkan pewayangan kuno klasik yang ditarikan oleh manusia. Di Bali terdapat beberapa kesenian tari Barong Kedingkling yang sangat di sakralkan dalam setiap pagelarannya, salah satunya di Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan Baturiti, Tabanan Bali. Penulis tertarik memvisualisasikan masing-masing tokoh Barong Kedingkling tersebut ke dalam karya seni lukis dengan menampilkan bentuk topeng, karakter, kostum beserta atribut yang digunakan dari masing-masing tokoh serta menyampaikan makna yang terkandung didalam karya seni lukis. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, agar penulis dapat memahami realitas sosial dan makna budaya yang terkandung didalamnya. Analisis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis menggunakan metode penciptaan seni didalam mewujudkan Barong Kedingling ke dalam karya seni lukis seperti melakukan proses eksplorasi dan eksperimen dengan memasukkan unsur-unsur seni rupa ke dalam karya yang diantaranya ada titik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur dengan mempertimbagkan prinsip-prinsip seni rupa seperti keseimbangan, proporsi, komposisi, kesatuan, dan pusat perhatian. Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas penulis dapat menciptakan sebuah karya lukisan yang berjudul “Ida Bhatara Sakti Nawa Sangga”. Visualisasi Barong Kedingkling dituangkan ke dalam media kanvas menggunakan teknik plakat dengan gaya ekspresionisme dengan menampilkan objek-objek Barong Kedingkling di pura Luhur Natar Sari yang mengandung nilai-nilai dan makna filosofis sebagai cerminan keseimbangan alam antara baik dan buruk (Rwa Bhineda) serta wujud rasa bhakti umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta alam semesta agar terciptanya kehidupan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan (Tri Hitta Karana).
Copyrights © 2021