Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

AESTHETIC FORM OF SEGARA ART Wirakesuma, I Nengah; Mustika, I Ketut
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 3 (2023): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan karya seni rupa dalam berbagai dimensinya memiliki estetika yang unik dan menarik bagi orang lain yang melihatnya. Gaya, karakter dan identitas diri pada karya cipta seni sering kali mencerminkan ciri dan karakter diri para senimannya. Gaya sebagai identitas diri itu tidak muncul begitu saja akan tetapi muncul setelah melalui proses panjang pematangan ide, gagasan dan konsep penciptaan yang mendalam. Eksistensi penjelajahan, perenungan, eksperimen, eksplorasi dan evaluasi medium, bahan dan alat-alat yang digunakan harus terus-menurus diasah dan dipelajari secara sungguh-sungguh guna mendapatkan karya seni rupa yang berkualitas, bermutu tinggi serta memiliki nilai-nilai estetika yang menarik sesuai kebutuhan kreativitas senimannya. Perwujudan karya estetika segara rupa merupakan implementasi berbagai dinamika, misteri, dan dimensi permukaan gelombang samudra di muka bumi. Elemen-elemen seni rupa diantaranya cahaya, titik, garis, ruang, bidang, warna, tekture, dan komposisi sebagai elemen dasar dalam proses penciptaan seni harus di kuasai secara terstruktur agar karya cipta seni yang diciptakan menjadi lebih indah, menarik dan harmoni, serta memiliki kedalaman makna bagi masyarakat pendukungnya, penikmat seni, pengamat seni, kurator seni dan kolektor seni.
EKPRESI WAJAH REINTERPRETASI VISUAL DI BALIK KARAKTER DEWATA NAWA SANGGA Wirakesuma, I Nengah
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4851.585 KB) | DOI: 10.52829/pw.49

Abstract

Ekspresi wajah manusia dengan berbagai karakter dan dinamikanya nampak menunjukkan ekspresi yang bermacam-macam, ada yang sedih, gembira, senang, takut, marah dan masih banyak misteri lain yang ada pada karakter wajah manusia. Wajah banyak saya temui di tempat-tempat umum, di terminal, di rumah sakit, di pasar, di sekolah, di kantor dan sering pula wajah manusia tampak pada layar kaca elektonik TV, koran, majalah, dan buku-buku. Ekspresi wajah manusia dalam ikon visual Dewata Nawa Sangga, Hindu Bali, yang dilukiskan dalam bentuk wayang, menjadi stimulasi dalam penciptaan karya seni lukis. Transformasi ekspresi wajah yang muncul dalam karakter visual wayang Dewata Nawa Sangga tersebut berpotensi mampu menjadi stimulasi dalam menciptakan berbagai karya seni lukis baru dengan bahan mixed media. Reinterprestasi visual di balik karakter Dewata Nawa Sangga, yang memiliki atribut, karakter, bentuk, warna, senjata, kendaraan, mempunyai  pesan moral terhadap umat manusia agar selalu berpikir, berkata, berbuat baik terhadap sesama manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, di mana pun mereka berada. Esensinya adalah nilai-nilai luhur agama harus dipahami, diresapi, dan dimengerti untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud dari perilaku dharma. Perilaku dharma manusia akan tercermin pada watak dan sifat antara lain, satwan, rajas, tamas. Sifat dan watak itu, sebagai karakter yang  tercermin pada ekspresi wajah manusia, yang kemudian direinterpretasikan sesuai dengan konsep penciptaan, konsep bentuk, penggunaan media dan teknik yang sesuai dengan kebutuhan kreatifitas.____________________________________________________________Human facial expressions with its characters and dynamics show different expressions; sad, happy, fun, afraid, angry, and many other mysteries on the human facial character. I see many faces in public area, bus station, hospital, market, school, office, and human face is also shown on the television, newspaper, magazines, and books. Human facial expression in visual icon Dewata Nawa Sangga, Balinese Hinduism, which is depicted in the form shadow puppets, becomes the stimulation in the creation of painting arts. The facial expression transformations that appear in the visual character of the shadow puppets have the potential to become stimulation is the creation of new painting arts with mixed media. The visual reinterpretation of the character of Dewata Nawa Sangga which has attribute, character, form, colour, weapon, and vehicle, has moral message for human to always have positive thinking, good talking, and be kind to other humans, animals, and plants, wherever they are. The point is that the noble values of religion should be known, impregnated, understood and be carried out in daily life as a part of Dharma behavior. Human Dharma behavior is reflected in the qualities and traits such as Satwan, Rajas, and Tamas. The qualities and traits, as the characters reflected in human face expression, which is then reinterpreted in the creation concept, form concept, media use, and techniques as needed by the creativity.
Corak Ikan Koi Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Karya Seni Lukis Agus Deddy Krisna Adi Saputra, I Putu; Supriyatini, Sri; Wirakesuma, I Nengah
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1529

Abstract

The general purpose of this research and creation is to revive the author's love for fauna, especially koi fish. The variety of life in God's creation is very interesting to be used as an idea for creating art, one of which is the koi fish. The attraction of koi fish lies in the variety of patterns, colors, and movements that are captivating. Judging from its existence, koi fish have long been a part of human life, from the imperial era in China and Japan several centuries ago to the present. The beauty of koi fish is an attraction for humans to own, maintain, even as part of a lifestyle that can improve economic status and social status. For the writer's life, koi fish is one part of a hobby that since childhood, can bring fun and entertainment, calm the soul, as well as a source of inspiration in creating painting. These works of art can add to the richness of the repertoire of visual arts in Indonesia, in terms of the concepts, media, and techniques that are revealed. The method used in this research is the first observation or direct observation of the object under study, data collection through interviews, the internet, books, and data analysis. While the method of creation used is exploration, experimentation and creation of works. From these methods, six works were realized, including: 1. Tanco and the Japanese Flag, 2. Samurai Shiro, 3. Gosanke Worldwide, 4. Peace and Calm, 5. Victory, 6. The King of Ornamental Fish. In realizing a work, it is viewed from two aspects, namely ideoplastic aspects and physioplastic aspects. The benefit of this creation is that the public can appreciate this painting, both in terms of aesthetics and ethics.
Barong Kedingkling Sebagai Sumber Penciptaan Karya Seni Lukis Nanda Darmayanta, Kadek; Wirakesuma, I Nengah; Tirta Ray, D.A
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 1 No 2 (2021): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v1i2.1536

Abstract

Barong Kedingkling juga sering disebut dengan Barong Blas-blasan, yang berarti mablat-blatan (terpisah-pisah), merupakan cabang seni suatu pertunjukkan pewayangan kuno klasik yang ditarikan oleh manusia. Di Bali terdapat beberapa kesenian tari Barong Kedingkling yang sangat di sakralkan dalam setiap pagelarannya, salah satunya di Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan Baturiti, Tabanan Bali. Penulis tertarik memvisualisasikan masing-masing tokoh Barong Kedingkling tersebut ke dalam karya seni lukis dengan menampilkan bentuk topeng, karakter, kostum beserta atribut yang digunakan dari masing-masing tokoh serta menyampaikan makna yang terkandung didalam karya seni lukis. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, agar penulis dapat memahami realitas sosial dan makna budaya yang terkandung didalamnya. Analisis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis menggunakan metode penciptaan seni didalam mewujudkan Barong Kedingling ke dalam karya seni lukis seperti melakukan proses eksplorasi dan eksperimen dengan memasukkan unsur-unsur seni rupa ke dalam karya yang diantaranya ada titik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur dengan mempertimbagkan prinsip-prinsip seni rupa seperti keseimbangan, proporsi, komposisi, kesatuan, dan pusat perhatian. Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas penulis dapat menciptakan sebuah karya lukisan yang berjudul “Ida Bhatara Sakti Nawa Sangga”. Visualisasi Barong Kedingkling dituangkan ke dalam media kanvas menggunakan teknik plakat dengan gaya ekspresionisme dengan menampilkan objek-objek Barong Kedingkling di pura Luhur Natar Sari yang mengandung nilai-nilai dan makna filosofis sebagai cerminan keseimbangan alam antara baik dan buruk (Rwa Bhineda) serta wujud rasa bhakti umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta alam semesta agar terciptanya kehidupan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan (Tri Hitta Karana).
Representasi Cempaka Dalam Kehidupan Masyarakat Bali Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis Rekha Bayutha , Ida Bagus; Tirta Ray , D.A.; Wirakesuma, I Nengah
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 2 No 1 (2022): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : PROGRAM STUDI SENI MURNI ISI DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/citakara.v2i1.1538

Abstract

Berangkat dari penulusuran sejarahnya seni yang imitatif sudah ada sejak ribuan tahun. Kemudian berkembang dengan hadirnya beragam subjek matter salah satunya adalah bunga. Sejak ditemukannya teknologi fotografi kecenderungan representatif ini mulai ditinggalkan namun demikian seniman akan kembali melakukan proses ‘imitasi’. Keunikan dalam visual akan dicapai bila bentuk-bentuk representasional tersebut digabungkan dengan pemahaman simbolis mengenai nilai-nilai tradisi yang bisa digunakan dalam eksplorasi karya. Dengan mengambil tema cempaka diharapkan dapat mewakili ide-ide dalam penciptaan seni lukis. Ketertarikan penulis diawali ketika melihat lekukan kelopak bunga cempaka dan menyadari bahwa kehadirannya selalu mewarnai aspek kehidupan masyarakat Bali. Sehingga menyakini bahwa cempaka memuat nilai-nilai estetis yang dapat diterjemahkan ke dalam seni lukis dua dimensi. Melalui bimbingan oleh I Nyoman Erawan sebagi mitra MBKM karya-karya yang dihasilkan nanti merupakan sebuah hasil diskusi serta hasil penelusuran pustaka lewat jurnal, skripsi, maupun internet. Tahap visualisasi nanti akan menerapkan prinsip-prinsip seni rupa berupa Keseimbangan, Proporsi, Irama, Penekanan, dan Kesatuan. Selain itu juga menggunakan metode penciptaan berupa Eksplorasi, Improvisasi, dan Pembentukan, melalui tahapan tersebut tercipta 6 buah karya yang berjudul: 1)”Cempaka 1: Gratitude”, 2) “Cempaka 2: Balance”, 3) “Cempaka 3: Paradoks”, 4) “Cempaka 4: Tiga”, 5) “Cempaka 5: Homage to Mahadewa”, 6) “Cempaka 6: Value ?”. Pada akhirnya terwujudlah karya yang terkait dengan judul yang diangkat yaitu ‘Representasi Cempaka dalam Kehidupan Masyarakat Bali Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Lukis“, dan diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna bagi khalayak dan dapat memberikan kesadaran bagi kita tentang makna cempaka dalam kehidupan sehari-hari.
Tension-Pleasure and Education Values of the Meta-Figurative of Indonesian Contemporary Paintings Adnyana, I Wayan Kun; Totton, Mary Louise; Remawa, Anak Agung Gede Rai; Muka, I Ketut; Ruta, I Made; Wirakesuma, I Nengah; Kondra, I Wayan; Suardana, I Wayan; Sugita, I Ketut Adi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 23, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v23i1.41296

Abstract

Meta-figurative is a physical aesthetic discourse that reaches beyond the physical beauty of ideal bodies (skeletal construction, muscles, and skins). The interpretation approaches used new criticism, according to Culler (2001), that goal to identify what the works repress or illuminate by concealing and portraying society and social attitudes. Meta-figurative encompasses exploration pertaining to the interchangeable position and condition between tensions and pleasures of bodies in the social space. Fifteen Indonesian contemporary artists are: Mangu Putra, Entang Wiharso, Chusin Setiadikara, Agus Suwage, FX Harsono, Ivan Sagito, Heri Dono, Ronald Manulang, Nyoman Masriadi, Nyoman Erawan, Putu Sutawijaya, Laksmi Sitaresmi, Made Djirna, Ugo Untoro, and Bob Sick Yuditha have been conducting creative efforts and questioning about matters of the bodies’ position in the public space, conducting current interpretation through personal artistic and aesthetical language. There are five representation tendencies of meta-figurative paintings thematically, artistic images, and visual meanings: marginalized bodies, fictionalized bodies, bodies of expression, autobiographical bodies, and beyond famous portraits. Indonesian contemporary artists have made figurative subjects in their paintings to make statements, self-reflections, and moral voices of their country’s socio-political conditions, which are educational values of Indonesian Contemporary Paintings in social meaning. Poverty, corruption, and anti-democracy practices still part of Indonesian daily realities are area protests for contemporary artists.
Bayangan Sebagai Inspirasi pada Penciptaan Karya Seni Grafis Cetak Tinggi Aryani, Ni Nyoman Ayu Suti; Wirakesuma, I Nengah; Setem, I Wayan
CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI Vol 5 No 1 (2025): Cita Kara: Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni
Publisher : Program Studi Seni Murni ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/ctkr.v5i1.4459

Abstract

Shadows can be used as an interesting element in the creation of high-print graphic art. In the concept carried out in this final report, shadows are not only a visual representation but also a source of inspiration for the author. In the process of creating this artwork, the high print technique is used as the main technique, and a combination of several other media. Humans usually copy the surrounding nature as their aesthetic, which they usually find as experiences and memories. This form of experience is referred to as aesthetic experience or can also be referred to as inspiration. According to Munro, aesthetic experience is the way a stimulus responds to something that exists from outside the self, not just through sensory perception, but also related to psychological processes such as imagination and emotion Based on this description, shadows can be an object of aesthetic experience for the subject as a spectator and creator in the creation of a work. The shape of the shadow, which changes every time, gives room for exploration and understanding of the shapes produced by shadows, especially shadows from plants. Shadows from plants become the main object because they can be found every day. They become a form of experience that is familiar, aesthetic, and interesting to be used as a source of inspiration for creating high-print graphic art.
VISUALISASI PORSCHE 550 SPYDER DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI Nugroho, Adipura Satrio; Raharjo, Anis; Wirakesuma, I Nengah
Retina Jurnal Fotografi Vol 3 No 2 (2023): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v3i2.2061

Abstract

Dalam penciptaan karya, penulis merancang konsep visualisasi Porsche 550 Spyder dalam fotografi ekspresi, salah satu mobil classic dan juga bersejarah yang di buat di Tuksedo Studio ini. Mobil balap bersejarah dan memiliki cerita kelam di saat masa jayanya akan di visualisasi dengan menggunakan media fotografi dan mengunakan teknik fotografi double/multiple exposure dan disajikan dengan menggunakan unsur seni rupa yang kuat seperti dari segi estetika dan juga filosofisnya. Menginformasikan dan juga memberikan gambaran baru dari sebuah perspektif visual fotografi. Dalam penciptaan karya ini, penulis menggunakan beberapa metode, beberapa contohnya seperti metode tahapan eksistensi, elaborasi, eksperimen, eksplorasi, dan evaluasi. Penulis memanfaatkan eksplorasi dari sumber- sumber literatur yang tersedia baik jurnal, artikel, buku, dan internet sebagai referensi guna memperdalam pengetahuan penulis mengenai sumber dan gagasan yang nantinya akan dijadikan penunjang pada proses konsep penciptaan. Dan semua itu akan saling berkaitan menciptakan sebuah karya visual yang tidak hanya menonjolkan teknik fotonya saja namun memberikan sebuah karya seni yang memiliki isi dan juga tujuan yang dapat menginspirasi.
KAPAS STYLE DARI SUKKHA CITTA DALAM KARYA FOTOGRAFI FASHION Pramono, Muhammad Faqih Soya; Raharjo, Anis; Wirakesuma, I Nengah
Retina Jurnal Fotografi Vol 3 No 2 (2023): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v3i2.2691

Abstract

Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya dalam bentuk kain tradisional, salah satunya kain tenun. Tenun ikat merupakan kerajinan yang dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dikelola oleh masyarakat. Seni kerajinan tenun ikat warna warni dan kaya akan motif hias, dikerjakan oleh para pengrajin hampir seluruh daerah di Indonesia yang berciri khas sesuai dengan budaya setempat. Dahulu menenun menggunakan alat tradisional, namun seiring perkembangan zaman menenun sekarang menggunakan teknologi mesin yang mempermudah pekerjaan manusia dan proses pembuatannya menjadi jauh lebih cepat. Proses pembuatan kain tenun saat ini masih bertahan, namun bersaing ketat dengan mode fashion yang kekinian di era modern. Dari pengamatan peneliti, realita sekarang menunjukan mode fashion yang berkembang serta proses menenun yang menggunakan alat teknologi modern seperti mesin untuk menenun. Fotografi merupakan suatu metode yang tepat untuk memvisualkan dan memberikan cerita realitas kebudayaan di Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai adalah memperkenalkan kepada khalayak mengenai keberadaan kesenian dalam proses cerita dan memaparkan proses pembuatan foto tersebut. tenun yang dihasilkan oleh alat tenun mesin lebih murah atau lebih terjangkau. Ini lah salah satu alasan mengapa anak zaman sekarang tidak mengenal baik Dengan mesin seperti ini tentu saja pengerjaan yang biasanya di kerjakan berminggu minggu bahkan berbulan bulan dapat selesai hanya dalam hitungan hari saja juga kapasitas kainnya jauh lebih banyak di bandingkan dengan pengerjaan yang dikerjakan dengan tradisional.
Couple On Holiday Titihalawa, Dresser Julian Hendri; Nindhia, Cokorda Istri Puspawati; Wirakesuma, I Nengah
Retina Jurnal Fotografi Vol 4 No 1 (2024): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v4i1.3522

Abstract

Couple on Holiday adalah dokumentasi momen pasangan yang sedang menghabisakan waktu liburannya di Bali. Biasanya selain berlibur mereka juga sedang menikmati bulan madu berdua di Bali. Momen ini yang penulis akan tampikan dalam bentuk karya fotografi. Penulis akan menampilkan foto pasangan-pasangan yang sedang berlibur di Bali di hotel tempat mereka menginap. Penulis melakukan pemotretan hanya di dalam hotel yang mereka singgahi. Foto pasangan yang penulis ciptakan adalah foto pasangan yang akan menampilkan momen kebersamaan pasangan selama berada di hotel dan momen keromantisan pasangan itu sendiri. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui teknik dan kendala di lapangan saat menghadapi tamu hotel.