This research focuses on the mebuug-buugan tradition, a tradition of self purification which has deep spiritual and sociological meaning. This tradition is carried out once a year on the Ngembak Geni ceremony. The aim of this research is to explain and analyze the meaning of the mebuug-buugan tradition, as well as to understand the mebuug-buugan tradition in depth from the people who participate directly. This research uses a research method with a qualitative descriptive approach. The theory that is the tool of analysis in this research is Alfred Schutz's phenomenological theory. The results of this research suggest that the mebuug-buugan tradition is a religious ceremony that has deep meaning for the people of Kedonganan Traditional Village. In the era of globalization, the mebuug-buugan tradition has undergone several reconstructions, but the essence and original values of this tradition are still maintained. Efforts to maintain the authenticity of traditions and adapt them to modern contexts are a challenge faced by various cultures throughout the world in the era of globalization. The mebuug-buugan tradition reflects the local wisdom of the Kedonganan Traditional Village community. This tradition is not only a means of entertainment, but also has deep spiritual and social meaning, depicting the solidarity and togetherness of village residents and maintaining balance between humans and nature. Abstrak Penelitian ini berfokus pada tradisi mebuug-buugan yakni sebuah tradisi penyucian diri yang memiliki makna spiritual dan sosiologis yang mendalam. Tradisi tersebut dilaksanakan setiap 1 tahun sekali tepat pada hari raya ngembak geni. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan dan menganalisis mengenai makna dari tradisi mebuug-buugan, serta untuk memahami tradisi mebuug-buugan secara mendalam dari masyarakat yang berpartisipasi secara langsung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teori yang menjadi pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi Alfred Schutz. Hasil dalam penelitian ini mengemukakan bahwa tradisi mebuug-buugan merupakan upacara keagamaan yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Desa Adat Kedonganan. Pada era globalisasi, tradisi mebuug-buugan telah mengalami beberapa rekonstruksi, namun esensi dan nilai-nilai asli dari tradisi ini tetap dipertahankan. Upaya untuk menjaga otentisitas tradisi menyesuaikan dengan konteks modern merupakan tantangan yang dihadapi oleh beragam budaya diseluruh dunia dalam era globalisasi. Tradisi mebuug- buugan mencerminkan kearifan lokal masyarakat Desa Adat Kedonganan, tradisi ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam, menggambarkan solidaritas dan kebersamaan warga desa serta menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Kata Kunci : Mebuug-buugan, Fenomenologi, Nyepi, Makna Tradisi Mebuug- buugan
Copyrights © 2024