Cakupan pemaknaan Alquran di Instagram mengalami perkembangan bentuk dari deskripsi makna dalam bentuk meme ke bentuk Quran journaling. Makna dieksplorasi lebih dekat dengan pengalaman keseharian yang sifatnya pribadi dengan mekanisme reflektif yang dihiasi dengan beragam gambar yang melengkapi keindahannya. Makna tersimpan dalam rangkaian simbol yang kompleks sebagai sarana merepresentasikan kandungan ayat sehingga terjadi perubahan tangkapan makna dari yang dituju oleh pemilik akun ke pembaca. Penelitian ini bertujuan mendeteksi kesenjangan makna yang berlangsung dalam proses encoding dan decoding dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil data dianalisis dengan metode structural analysis. Penelitian ini menunjukkan penerimaan pesan dalam bentuk Quran journaling muncul dalam bentuk yang tidak konsisten. Produksi pesan yang bertujuan memberikan pemahaman terhadap makna Alquran agar menjadi petunjuk diterima dalam makna yang beragam. Rangkaian kode bahasa yang digunakan sebagai deskripsi pesan teralihkan dengan simbol hiasan dan seni tulisan yang ditonjolkan dalam mekanisme Quran journaling. Pembaca yang menyukai bentuk jurnal memilih memahami pesan dalam bentuk keinginan memproduksi tulisan dan hiasan indah yang sama tanpa memperhatikan kandungan makna Alquran. Meskipun sebagian kecil dari penerima pesan memberikan dukungan atas makna, penerimaan atas narasi kandungan Alquran berlangsung hanya pada makna yang disukai. Hal ini menunjukkan inefisiensi pemaknaan di Instagram yang disebabkan tangkapan makna didasarkan pada kesukaan dan keinginan pembaca atas makna yang dikehendaki.
Copyrights © 2024