PDAM Purwakarta memfokuskan pada proses transmisi dan distribusi sebagai bagian penting dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Proses Transmisi bertugas mengumpulkan dan menyalurkan air dari sumber ke fasilitas pengelolaan, sementara distribusi berkaitan erat dengan ketersediaan dan produksi air (supply) serta permintaan konsumen (demand). Proses penentuan daerah berpotensi kekurangan distribusi air bersih di PDAM Purwakarta menghadapi banyak pertimbangan dalam pengolahan data, menyebabkan perhitungan kurang akurat dan hasil yang tidak sepenuhnya berdasarkan kriteria yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pendukung keputusan sebagai alat analisis data untuk bagian perencanaan, pengembangan, dan pengawasan. Model pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah model Waterfall. Penelitian ini bertujuan membuat sistem yang dapat menentukan daerah berpotensi kekurangan distribusi air di PDAM Purwakarta menggunakan metode Additive Ratio Assessment (ARAS). Metode ARAS merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multi-kriteria yang digunakan untuk menilai dan memilih alternatif terbaik dari beberapa pilihan melalui konsep perankingan dengan derajat utilitas. Dengan demikian, metode ini diharapkan dapat mempermudah PDAM dalam mengambil tindakan terhadap daerah yang bermasalah. Hasil akhir menunjukkan wilayah 9 di peringkat pertama karena banyak pelanggan, jarak jauh dari sumber air, dan sering terjadi pengaduan air tidak mengalir, kemudian wilayah 1 di peringkat kedua karena banyak terjadi kebocoran pipa, dan wilayah 2 di peringkat ketiga karena sering terjadi pelanggan melakukan pengaduan air tidak mengalir meskipun dekat dengan sumber air.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024