Calon tunggal dan kotak kosong pada pilkada mengindikasikan adanya sistem politik yang cenderung prakmatis dan tidak demokrasi. metode penelitian yang digunakan metode atau jenis penelitian yuridis normatif, yaitu pendekatan terhadap permasalahan dilakukan dengan Menggunakan pendekatan yuridis normatif oleh karena sasaran penelitian ini adalah hukum atau kaedah (norm). Hasil penelitian Diketahui bahwa adanya calon tunggal yang melawan kotak kosong di picu dari putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XII/2015 bahwa rakyat boleh memberikan suaranya pada surat suara dengan jawaban setuju atau tidak setuju. Apabila suara mayoritas adalah tidak setuju, maka pemilihan ditunda sampai dengan periode berikutnya. Diketahui calon tunggal muncul tidak lepas dari peran serta kekuatan politik yaitu dari mahalnya mahar politik tiap partai yang kemudian di baca oleh oligarky, yang menghendaki Pilkada mayoritas atau orang-orang yang berpihak kepada mereka. Sehingga mengakibatkan semua partai diborong oleh satu calon tertentu yang memiliki banyak uang.
Copyrights © 2024