Dalam penelitian ini strategi manufaktur didefinisikan sebagai suatu strategi yang digunakan untuk mengkoordinasikan pengambilan keputusan manufaktur, termasuk pemilihan teknologi, pemasok, perencanaan produksi dan sistem pengendalian, tenaga kerja serta penerapan kualitas. Secara mendasar, penelitian ini memfokuskan pada proses (process based), yang mana telah diabaikan pada sejumlah penelitian strategi manufaktur terdahulu. Berdasarkan hasil analisa yang telah dikemukakan diatas, maka koefisien korelasi kanonikal secara keseluruhan yang diperoleh dari hasil uji hipotesa hubungan antara strategi manufaktur dan budaya organisasional pada perusahaan manufaktur di Indonesia, menunjukkan adanya hubungan. Strategi manufaktur dan budaya organisasional ternyata menunjukkan suatu hubungan yang signifikan. Temuan ini mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bates et al. (1995), namun secara lebih rinci, bukti empiris dari penelitian ini menunjukkan kurangnya penggunaan kelompok kecil pemecah masalah yang terdapat dalam perusahaan manufaktur untuk mengantisipasi sejumlah masalah yang timbul dalam operasional perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil fungsi korelasi kanonikalnya yang relatif rendah (r = 0,28). Indikasi ini menunjukkan bahwa pada dasarnya perusahaan manufaktur di Indonesia kurang memanfaatkan adanya kelompok kecil yang ditugaskan khusus hanya untuk memecahkan masalah. Di lain hal, perusahaan manufaktur menunjukkan tingkat signifikansi yang cukup tinggi dalam memanfaatkan kelompok atau tim kerja dalam pabrik, untuk melakukan aktivitas-aktivitas operasional. Hasil analisa korelasi kanonikal ini ditunjukkan oleh nilai r yang cukup tinggi pada sub-variabel supervisor sebagai tim leader dan penghargaan untuk kinerja kelompok (r = 0,64 dan r = 0,58). Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur cenderung untuk memiliki budaya yang berorientasi pada kelompok (clan oriented)
Copyrights © 2009